Rabu, 29 Agustus 2018

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dipakai saat kongko minum kopi bersama Wayan Mirna Salihin yang tewas terbunuh seusai minum kopi bercampur sianida.

Polisi tak mau begitu saja percaya dengan alasan teman minum kopi Mirna itu yang menyebut celana itu robek sehingga harus dibuangnya. Untuk itu, penyidik kemarin memintai keterangan asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Jessica, SR, sekaligus menempatkannya di sebuah tempat khusus sehingga bisa memberi informasi tanpa tekanan.

"Salah satu saksi kunci semalam sudah kami tempatkan di tempat khusus," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti kepada wartawan di Kantor Polda Metro Jaya, Jakarta.

Ia menambahkan, Pembantu itu sebelumnya mengaku disuruh Jessica untuk membuang celana jins milik majikannya. Meski belum mengetahui hubungan antara celana itu dan kematian Mirna, penyidik langsung mencari celana Jessica itu karena dianggap bisa membantu pengungkapan kasus kematian Mirna.

Dalam pengeledahan pada pekan lalu di rumah Jessica di daerah Sunter, penyidik tak menemukan celana itu. "Kami cari ke tempat sampah sampai ke pul sampah tidak ketemu sampai sekarang," ujar Krishna.

SR pun, sambungnya, akhirnya menjadi salah satu saksi kunci dalam kasus itu.

"Semalam, orangtua SR mendatangi Polda Metro dan meminta perlindungan atas anaknya. Kami penuhi permintaan itu dan kami tempatkan SR di rumah khusus yang dirahasiakan, tetapi dengan sepengetahuan orangtuanya," lanjut Krishna.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan pihaknya akan melakukan gelar perkara bersama Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada pekan depan untuk menetapkan tersangka dalam kasus itu.

Hal itu sebagai tindak lanjut penyidik setelah mengantongi semua alat bukti dan keterangan dari para saksi. (Gol/MTVN/J-1)     

Rabu, 04 April 2018

PRT Akhirnya Peroleh Perlindungan Pemerintah

KEMENTERIAN Ketenagakerjaan  (Kemenaker) mengeluarkan peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 2 Tahun 2015 tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT). Aturan itu antara lain melarang perusahaan penyalur memungut dana dari PRT, apa pun bentuknya. 

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menegaskan Permenaker 2/2015 berlaku sejak ditandatangani, yakni Jumat (15/1).

"Saya ingin menyampaikan pada publik mulai bulan ini Kemenaker mengeluarkan Permen 02/2015 mengenai Perlindungan PRT. Ini merupakan bentuk konkret kehadiran negara untuk melindungi sektor rumah tangga di dalam negeri," ungkap Hanif saat sidak di lembaga penyalur PRT Bu Gito, di kawasan Cilandak, Jakarta, Kemarin.

Hanif menyampaikan terdapat beberapa prinsip pokok Permenaker 02/2015. Pertama, negara hadir melindungi pekerja di seluruh Indonesia sampai yang ada di rumah tangga.

Kedua, permenaker tersebut tetap menghormati tradisi, konvensi, dan adat istiadat yang berlaku terkait dengan PRT. Ketiga, peran gubernur dan pemerintah daerah sebagai pengawas dan pemberi izin serta sanksi bagi lembaga yang melakukan pelanggaran.

Keempat, penegasan kepada lembaga penyalur bahwa tidak boleh memungut dana apa pun dari calon PRT. Kelima, PRT berhak atas upah, cuti, waktu ibadah, jaminan sosial, dan perlakuan manusiawi. 

Keenam, rukun tetangga (RT) atau lingkungan berperan turut mengawasi. Untuk itu, perjanjian antara PRT, dan pengguna jasa harus diketahui ketua RT atau kepala lingkungan.

Ketua Asosiasi Pelatihan dan Penempatan Pekerja Rumah Tangga Seluruh Indonesia (APPSI). Mashadi optimistis nasib PRT ke depan akan lebih baik lagi dengan keluarnya permenaker itu. APPSI pun memberitahukan ke penyalur dan PRT tentang standar upah terkini. "Di Jabodetabek Rp 2 juta atau sesuai kesepakatan." (Ids/E-1)


Kamis, 08 Maret 2018

Pembantu Racuni Majikan

DEPOK, KOMPAS - Baru bekerja selama setengah hari, seorang pembantu rumah tangga diduga mencoba meracuni majikannya melalui minuman yang dibuatnya dengan memasukkan kepingan obat pengusir nyamuk. 

Tomia (30), warga Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, melaporkan kasus itu ke polisi, yang diduga dilakukan pembantunya, Irh (17).

Tomia merasakan keanehan pada rasa minuman yang dibuat pembantunya. Sesaat setelah meminumnya, dia juga merasa mual. Tomia juga menemukan sekeping obat antinyamuk elektrik di dalam termos air panas.

"Tomia khawatir dengan keselamatannya karena sedang hamil," tutur Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Depok Ajun Komisaris I Gusti Ayu, Sabtu (19/2).

Tomia baru merekrut Irh, Jumat (18/2) pagi dari tetangganya. Baru setengah hari bekerja, Tomia menemukan masalah dengan pekerjaan Irh.

Berdasarkan keterangan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok Komisaris Ade Rahmat Idnal, pengakuan ke penyidik, Irh tidak kerasan bekerja dan ingin berhenti. Karena itu, Irh memasukkan kepingan obat pengusir nyamuk ke minuman Tomia. 

Penyidik menetapkan Irh sebagai tersangka. Irh terancam hukuman penjara maksimal lima tahun.

Kasus serupa terjadi, Minggu (13/2) pada keluarga Diana Eka (36) yang tinggal di Kecamatan Cimanggsis. Dia menjadi korban pencurian yang diduga dilakukan pembantunya, DR (31). (NDY)

Minggu, 11 Desember 2016

PRT Dalangi Perampokan Emas Majikannya

Kebon Jeruk, Warta Kota

Hati-hati memilih pembantu rumah tangga. Di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Wiwik yang berprofesi sebagai pembantu menjadi dalang pencurian perhiasan milik majikannya.

“Dia (Wiwik) memanggil tiga orang pria untuk masuk ke dalam kamar majikannya. Mereka langsung mencuri kotak kayu yang berisi perhiasan majikannya itu, “ujar Kapolsek Kebon Jeruk, Ajun Komisaris Eka Baasith kepada Warta kota di kantornya, Jumat (27/11).

Wiwik, kata Eka, baru bekerja seminggu di kediaman majikannya yang bernama Eka Citra Dian (50) di Perumahan Kebon Jeruk Baru, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Saat majikannya tengah pergi. Wiwik kemudian merancang niat busuknya. Meski di rumah tersebut ada pembantu lainnya yakni Hasanah (36), Namun Wiwik tetap nekat. Begitu tiga kawannya datang, Hasanah langsung disekap.

“Korban Hasanah diikat pakai tali tambang oleh Wiwik dan rekan-rekannya,” ucapnya. Hasanah melaporkan perkara ini ke Polsektro Kebon Jeruk. Pihak Satuan Reskrim langsung melakukan penyelidikan.
Pembantu rumah tangga yang jadi otak pencurian itu kabur bersama tiga pria yang ikutan mencuri,” ucap Eka.

Sejumlah saksi termasuk perusahaan penyalur pembantu sudah diperiksa. Kini para pelaku sedang diburu. (m3)

Sabtu, 10 Desember 2016

Ditodong Senjata Api. Pembantu Gagalkan Perampokan


SERANG (Pos Kota)  – Keberanian Hj. Muhaimin 55, sebagai pembantu rumah tangga, patut diacungi jempol. Meski usianya tidak muda lagi, namun keberaniannya berhasil menggagalkan aksi perampokan di rumah majikan di Komplek Taman Lopang Indah, Kel. Lopang, Kec. Serang, Kota Serang, Senin (5/5) malam.

Meski sempat ditakuti dengan letusan senjata api, namun wanita yang akrab disapa Hj. Imin, berhasil membuat kabur para pelaku tanpa membawa barang hasil rampokan.

Peristiwa perampokan di rumah Ketua RT 05 ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Saat rumahnya disatroni kawanan perampok bertopeng dan bersenjata api, korban Ahmad Syarif sedang berada di luar rumah bersama anak dan istrinya.

Selepas salat Isya, Hj Imin kembali ke rumah majikannya dengan maksud mau menyetrika pakaian. Namun saat itu, dirinya melihat pintu pagar rumah terbuka.

MEMBENTAK
Ketika masuk halaman rumah didapatinya pintu rumah dalam keadaann terbuka dan melihat dua pria tidak dikenal  berada di dalam rumah. Kontan wanita menyentak pelaku.

“Kamu ngapain  di rumah ini. Siapa kamu,” tandas Hj Imin kepada pelaku saat dirinya ditanya aparat kepolisian.

Kaget aksinya ada yang mengetahui, salah seorang pelaku balas membentak dengan menjawab, “Saya ini saudara bu Eroh (istri Ahmad Syarif), red),” bentak pelaku sambil suaranya meninggi. “Saya tahu semua keluarga Hj. Eroh. Ibu tidak punya saudara seperti kalian, “teriak Hj. Imin.

Merasa terpojok, salah seorang pelaku mencabut pistol dan langsung mengeluarkan tembakan ke atas. Karena kedoknya ketahuan salah seorang pelaku yang berada di halaman rumah, langsung memberi kode.
“Tarik…tarik,” Setelah itu pelaku kabur dengan menggunakan kendaraan jenis Xenia dan sepeda motor tanpa membawa hasil rampokan. Warga berdatangan memberikan pertolongan dan melaporkan peristiwa itu ke aparat kepolisian.

Kapolsek Serang Kompol Dhani Gumilar belum dapat memberikan keterangan masih mencari keterangan dan barang bukti. (haryono/ds)

Takut Dijadikan Pelacur. 5 Calon PRT Ngacir. Dibawa Keliling Jakarta


BOGOR (Pos Kota) – Takut dijadikan pelacur, empat remaja dan satu wanita tua kabur dari sebuah rumah penampungan di kota Bogor. Mereka dijanjikan kerja sebagai PRT, belakangan malah ketakutan jadi korban perdagangan.

Kelima perempuan tersebut ngacir dari rumah penampungan di Kelurahan Harjasari, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (9/12) pagi lalu minta pertolongan polisi. Kelima perempuan itu AT 16, YC 16, ON 16, FT 22, dan IC 50, diminta keterangan di bagian perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polresta Bogor Kota.

Kepada penyidik,  mereka mengaku nekat kabur karena takut menjadi korban perdagangan manusia serta menjadi korban perbuatan tidak senonoh. Padahal semula mereka dijanjikan pekerjaan menjadi pembantu rumah tangga (PRT).

DIBAWA KE JAKARTA
Kapolresta Bogor Kota, AKBP Suyudi Ario Seto mengatakan, kelima perempuan ini tiba di Bogor, Rabu (7/12) dibawa suami istri tetangga mereka, IT, 40, dan EN, 35. Tiba di Bogor sekitar pukul 16.30 WIB, mereka dipertemukan dengan DD, Laki-laki yang disebut-sebut sebagai orang yang akan menyalurkan mereka sebagai PRT.

“Lalu DD membawa ke limanya ke kontrakannya di Gang  Anen Kelurahan Harjasari Bogor Selatan, “ kata AKBP Suyudi Jumat (9/12). Tidak lama di rumah DD, mereka dibawa ke Jakarta dengan alasan akan diserahkan ke calon majikan.

Mereka mulai curiga, lantaran selama berada di Jakarta, mereka hanya dibawa berputar-putar oleh DD ke beberapa tempat, lalu dibawa lagi ke Bogor pada Kamis (8/12) dinihari.

Kecurigaan bahwa mereka akan dijual ke tempat hiburan malam makin nyata, saat FT, satu dari lima wanita ini diperlakukan tidak senonoh oleh DD di dalam mobil.

DD berani mengirim pesan singkat minta ditemani tidur. Yakin akan dijual, ke lima perempuan ini pun sepakat melarikan diri menuju kantor polisi. “Keterangan mereka sedang didalami penyidik. Kami belum bisa memastikan adanya tindak pidana dalam kasus ini. DD sedang dalam pemeriksaan penyidik,” tandas mantan Wakalpores Jakarta Barat Polda Metro Jaya ini. (yopi/bu/ird)

Minggu, 04 Desember 2016

Pembantu Tewas Melahirkan


BOGOR (Pos Kota) – Seorang janda pembantu rumah tangga mereggang nyawa akibat kehabisan darah saat berjuang melahirkan anaknya. Ia ditemukan bersimbah darah dalam kamar rumah majikannya Jumat (2/12) pagi. Sementara bayinya juga tewas dalam posisi baru keluar kepalanya dari alat kelamin ibunya.

Pembantu itu diketahui bernama Maya 30, warga Ciampea Kabupaten Bogor. Ia meninggal dalam kamar rumah majikannya di Jalan Sindang Barang Gang PKB no 25, Bogor Barat, Kota Bogor.

Menurut informasi yang diperoleh, sebelum ditemukan meninggal dunia Jumat pagi, sekiar pukul 02.30 WIB tengah malam, Nuryati, majikannya mendengar rintihan kesakitan dari kamar pembantu.

Penasaran dan ingin tahu apa yang dirasakan Maya, pembantunya, Nuryati lalu bertanya dari balik pintu.
“Saat ditanya kenapa merintih kesakitan, Maya menjawab jika dirinya meriang. Karena dia jawab sakit, saya suruh minum obat dan nanti pagi baru ke dokter,” kata Nuryati ke petugas yang melakukan olah TKP di rumahnya.

Masih kata Nuryati, sekitar pukul 05.20 WIB subuh, dirinya membangunkan Muhamad Iqbal anaknya, supaya mengantar Maya berobat ke dokter.

TAK MENJAWAB
Iqbal, yang sudah bersiap lalu mendatangi kamar pembantunya. Iqbal curiga, karena beberapa kali memanggil nama dan mengetok pintu kamar, pembantunya tak menjawab.

Iqbal lalu mengetok kaca jendela kamar Maya. Namun lagi-lagi tak ada jawaban. “Karena tak ada jawaban, saya menyuruh anak untuk memecahkan kaca jendela, guna melihat keadaan Maya. Kaca jendela ini berbatas langsung dengan kamar anak saya,” ujarnya.

Keluarga ini kaget, saat melihat di dalam kamar, Maya sudah meninggal dengan posisi terlentang dengan hanya memakai BH bersimbah darah.

Takut disalahkan, Nuryati lalu melapor ke Mapolsek Bogor Barat. Petugas yang tiba di lokasi, lalu mengevakuasi jenazah ke rumah sakit usai melakukan olah TKP.

Keterangan saksi dan petunjuk serta barang bukti di lokasi dan keterangan medis rumah sakit, korban meninggal akibat kehabisan darah sewaktu proses melahirkan tanpa bantuan medis dalam kamar.

Dari lokasi petugas menyita barang bukti berupa: 1 strip Amoksilin 500 mg, strip obat tanpa merk bentuk kapsul warna hijau, strip obat merk Cemoren 50 mg, 1 dompet warna hitam dan 1 hp merek Nokia milik korban.

Kapolsek Bogor Barat, Kompol Indriningtyas mengatakan, korban merupakan seorang janda beranak satu. Dia sudah bekerja di rumah majikannya selama dua tahun.

Korban meninggal saat berusaha melahirkan anak yang dikandung dari hubungannya dengan pacarnya. “Waktu tengah malam merintih kesakitan dan diketahui majikannya lalu dijawab meriang itu, rupanya  dia sedang berjuang melahirkan bayinya. Kami yakin dia hamil, karena saat petugas melakukan olah TKP, ditemukan kepala bayi yang sudah keluar, namun masih menempel di alat kelamin korban, “ kata Kompol Indriningtyas.

Masih kata Kapolsek, Nuryati  74, majikan korban yang tak lain merupakan ibunda Rachmat Yasin, mantan Bupati Bogor dan Ade Munawaroh Yasin, Wakil Ketua  DPRD Kabupaten Bogor ini tak menyangka korban hamil, lantaran selalu memakai baju longgar.

“Jasa korban di RS Bhayangkara, Kota Bogor. Keluarga korban sudah dihubungi petugas,” tandas Kompol Indriningtyas. (yopi/bu)

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...