Kamis, 25 September 2014

PEMBANTU RUMAH TANGGA DIBUNUH

Ketenangan warga Kota Bogor, terusik. Selasa pukul 06.00, rasa aman warga pun kembali terganggu dengan penemuan mayat perempuan dalam kondisi yang mengenaskan bangunan tidak terawat. Bangunan itu berada di tepi lapangan futsal yang sudah tidak terpakai di pinggir jalur kereta rel listrik di RT 001 RW 007, Sukaresmi , Tanah Sareal, Bogor.

Jenazah yang belakangan diketahui sebagai pembantu rumah tangga yang punya dua anak itu ditemukan Mulyono, warga setempat yang sedang berolahraga.

Saat berlari mengelilingi lahan bekas lapangan futsal yang terletak di pinggir jalur kereta listrik itu, Mulyono melihat sosok terbaring. Posisinya berada di dalam bangunan yang tidak terawat. Bangunan itu semasa lapangan futsal beroperasi merupakan warung dan WC untuk penyewa lapangan itu. 

Awalnya, Mulyono mengira sosok itu tunawisma yang tertidur. Namun, di putaran ketiga, ia agak curiga, sehingga mendekati sosok itu. Setelah dekat, ia amat terkejut karena tubuh itu bersimbah darah. Kondisi kepala mengenaskan.

Mulyono kemudian melapor ke Ketua RT 001 Supriyadi dan tetangga, yang kemudian diteruskan ke petugas Kepolisian Sektor Tanah Sareal.

Informasi penemuan mayat perempuan itu langung menyebar dan membuat warga Sukaresmi geger.Warga berduyun-duyun mendatangi lokasi jenazah.

Tim penyidik yang datang ke lokasi penemuan mayat kemudian membawa jenazah ke instalasi forensik RS Bhayangkara Polres Bogor Kota.

Pada awalnya tidak ditemukan identitas pada jenazah itu. Identifikasi semua  menyebutkan, jenazah itu adalah perempuan berwarna kulit putih, berambut ikal sebahu, dan berusia lebih dari 30 tahun. Jasad itu saat ditemukan mengenakan kaus merah strip hitam, bercelana panjang hitam dari bahan kain, dan bersandal jepit.

Pada jenazah ditemukan uang Rp 250.000 dalam pecahan Rp 50.000. Di dekatnya ada telepon seluler yang kondisinya sudah hancur dan batu bersimbah darah.

Batu andesit itu diyakini dipergunakan oleh pelaku  untuk melukai korban sehingga perempuan itu tewas dengan luka parah dan mengenaskan di kepala.

Pada jenazah tesebut kemudian teridentifikasi lebam di leher pertanda korban juga dicekik oleh pelaku. Darah korban masih segar saat ditemukan. Diperkirakan, korban dibunuh tidak lebih dari lima jam, sebelum jenazah ditemukan. Diperkirakan, pembunuhann terjadi antara pukul 03.00-04.00, saat lingkungan itu amat sepi karena warga masih tidur.

Penyelidikan
Hingga Selasa (16/9) malam, Kepolisian Resor Bogor Kota masih menyelidiki siapa pelaku dan motif pembunuhan perempuan tersebut. Belakangan, polisi berhasil mengetahui nama koran Nurhayanti Rohmah (35).

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Aulia Jabar mengatakan, identitas korban bisa diketahui dari keterangan kalangan saksi dan pelacakan nomor telepon seluler yang hancur.

Korban diketahui sebagai Nurhayanti, warga RT 001 RW 013 Kedung Badak, Tanah Sareal. Kediaman korban berjarak 1-2 kilometer dari lokasi pembunuhan.

Tati Suryati (38), kakak korban, mengatakan, sudah curiga ada masalah besar ketika kediamannya didatangi oleh polisi. Kecurigaan itu terbukti, adik tercinta tenyata telah tiada dengan cara mengenaskan. Korban yang akrab dengan nama panggilan Omah itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kompleks Kedung Badak Baru, Tanah Sareal. Kompleks ini berjarak 1-2 kilometer dari kediaman korban, atau sekitar 3 kilometer dari lokasi korban dibunuh.

Menurut Tati, Omah baru bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama sebulan. Korban pernah menikah dan punya dua anak. Pernikahan korban kandas. Omah yang sudah bercerai dengan suaminya itu akhir-akhir ini menjalin hubungan dengan seorang pria yang ciri-ciri fisiknya tidak diketahui oleh kerabat dan keluarga. Sang lelaki selalu menjemput dan mengantar Omah, tetapi tidak sampai ke rumah sehingga tidak terlihat.

Di sekitar lokasi pembunuhan masih berupa lahan tidak termanfaatkan. Di sampng bekas lapangan futsal itu berupa ladang singkong dan pisang. diseberangnya berupa lahan semak belukar yang sebagian kecil dipergunakan untuk bak penampungan sampah. Di antara lapangn dan jalur KRL ada jalan aspal menuju Kompleks Graha Grande.

Jalan aspal dan jalur KRL itu sejajar dengan jalan Cilebut. Saat malam, jalan aspal itu gelap. Jalan itu kerap dijadikan lokasi pacaran. Bahkan, bangunan kosong tempat korban ditemukan pernah dijadikan tempat orang  berhubungan seksual. Berkali-kali warga memergoki dan mengusir pasangan yang hendak berhubungan intim di tempat tersebut. (BRO)

   

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...