Rabu, 08 Juli 2015

Berangkat TKI Pulang Sarjana

MENJADI orang yang berguna bagi orang banyak nampaknya benar-benar dilakukan Heni Sri Sundani. Perempuan 28 tahun asal Ciamis, Jawa Barat, itu bercita-cita menjadi guru di sekolah alam dan pendidikan yang sudah dienyamnya di Hong Kong, Ia mengajak para petani untuk mengembangkan desa dengan konsep kampung wisata bisnis di Bogor, Jawa Barat.

Walau menjadi pembantu rumah tangga di Hong Kong, pekerjaan itu tidak seperti pembantu rumah tangga pada umumnya. Selama di sana, ia rajin ke perpustakaan untuk membaca buku dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Saint Mary's University mengambil jurusan manajemen entrepreneur. Informasi beasiswa itu ia dapatkan dari koran yang dibagikan gratis di sana.

"Kebetulan di Hong Kong itu hari Minggu libur kerja. Jadi saya menyempatkan kuliah di hari Minggu dan tanggal merah lainnya. Juga enaknya di Hong Kong, saya diperbolehkan mengirim tugas via e-mail di hari kerja dan pas hari libur baru saya datang ke kampus dan kuliah," kata Heni.

Berkat keuletannya, kerajinan, dan kepandaiannya, ketika kembali ke Indonesia, tidak saja membawa uang, Heni juga berhasil membawa gelar S-1 dengan nilai cumlaude. "Saya punya prinsip, berangkat boleh sebagai TKI, tapi pulang harus jadi seorang sarjana," ungkap Heni. 

Tidak semata itu, koran dan majalah berbahasa Indonesia di Hong Kong memberikan kesempatan mengasah bakat menulisnya. Ia menulis opini, resensi buku, artikel motivasi, cerpen, dan potret kehidupan TKI. Ia juga mengikuti berbagai lomba menulis. Dari hasil menulis dan memenangi lomba itulah Heni bisa mendapatkan uang tambahan untuk membeli buku dan laptop.   

Selama kuliah dan kerja itu pun, Heni selalu berusaha menyisihkan gaji kerjanya. Betapa senangnya Heni karena selain bisa bekerja dan bisa mengenyam pendidikan,. Ia bisa membantu keluarga yang ada di Indonesia. "Jadi itu memang sebuah kesempatan bagi diri saya yang sangat luar biasa dan saya harus bisa benar-benar memanfaatkannya," sambung Heni. 

Wisata pendidikan
Bersama sang suami, Aditia Ginantaka, Heni membuat wisata pendidikan pertanian di Kampung Jampang, Bogor bernama Agroedu Jampang Community. Komunitas yang berisikan petani dan keluarga itu tidak hanya membuat kampung wisata, tapi juga membuat olahan oleh-oleh khas Bogor. 

Bersama komunitasnya, Heni menciptakan gerakan anak petani cerdas. Kini sudah mencapai 5000 anak petani yang tersebar di lima kampung. Ia juga menyelamatkan anak-anak putus sekolah dengan memberikan beasiswa kepada para siswa berprestasi yang memiliki keterbatasan dana. 

Tak hanya itu, dia juga menggagas gerakan pembangunan mandi cuci kakus (MCK), layanan posyandu keliling gratis setiap bulannya, serta memberikan makanan sehat dan bergizi untuk menyelamatkan anak-anak kampung yang mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk serta menolong warga yang membutuhkan pertolongan medis dengan biaya yang ditanggung dirinya sendiri.

Heni juga mengajarkan kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup keluarga petani dengan membentuk kelompok tani dan kelompok wanita tani yang tersebar di desa-desa dekat tempat tinggalnya. 

Di masa depan, ia berharap dapat mengembangkan komunitas itu menjadi sebuah yayasan yang bisa melakukan kegiatan lain untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. (Rio/M-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...