Selasa, 05 April 2016

Artis Cantik Siksa 2 PRT. Korban 5 Bulan Tak Digaji. Dikasih Makanan Sisa



BEKASI (Pos Kota) – Pembantu rumah tangga  (PRT) kembali jadi korban kekejian majikan. Kali ini dua  pembantu mengaku  disiksa dan rambutnya dicukur  artis cantik Andi Shyalimar Malik di rumahnya, kawasan Jatibening, Bekasi.

Kedua korban, Tiara, 22, asal Tulangbawang, Lampung dan Salimah, 43 asal Banyumas, Jawa Tengah, melapor ke Polres Bekasi Kota, Jumat (18/3) petang.

“Yang baru diperiksa, pelapor, teman pelapor dan ketua RT di mana pelapor bekerja,” jelas Iptu Puji Astuti, Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota.

Penganiayaan terjadi di kediaman Shyalimar alias Cima, di Perumahan Prima Lingkar Asri, Jl. Caman Raya, Blok B 1 No. 11, Jatibening, Pondokgede, Kota Bekasi. Kedua pembantu dianiaya, dijambak dan digunting, ditendang. Kakak Cima, Nabila, juga diduga ikut menganiaya. Bukan Cuma dianiaya, Tiara dan Salimah juga tak digaji selama 5 bulan.

Kasus kekerasan terhadap PRT ini ditangani Unit Perlindungan Anak (PPA) Polresta Bekasi Kota. Korban juga sudah divisum, sedangkan tersangka belum ditangkap.

DENGAR JERITAN
Terungkapnya kasus penganiayaan ini bermula kecurigaan warga di sekitar pesinetron tersebut yang kerap mendengar jeritan kesakitan Tiara. Saat situasi rumah sepi, warga lalu mendatangi rumah tersebut menanyakan mengapa dia menjerit.

Semula Tiara takut, tapi setelah didesak warga ia mau bercerita. Kepada warga, Tiara mengaku, perlakuan kejam dan kasar yang diterimanya itu terjadi sejak 4 bulan terakhir. Warga lalu mendampingi korban melapor ke kantor polisi.

Tiara mengungkapkan majikannya kerap menjambak, menendang, memukul bahkan menggunting rambutnya dengan kasar. “Saya dikasari dan sering dikasih makanan sisa,” ucap Tiara kepada wartawan, Kamis (17/3).

MAJIKAN ASLI
Penganiayaan ini dipicu masalah sepele misalnya saat dipanggil, Tiara terlambat datang. Kedua majikannya, langsung tersulut emosi. Pembantu di rumah itu ada tiga orang, hanya saja, saat diselamatkan warga, Marni, 19, ditahan majikan dan yang dibawa hanya dua pembantu saja. “Marni malah lebih parah mendapatkan perlakuan kasar, pokoknya kami sudah diperlakukan seperti binatang,” tambah Tiara.

Setiap bulan gaji yang harus diterima mencapai Rp 2,7 juta. Namun, di awal bulan hanya digaji Rp 1,2 juta dan bulan kedua Rp 1,8 juta. Setelah itu, ia tidak pernah digaji dan disekap di dalam rumah tanpa boleh keluar.
 

Menurut Tiara, orang tua Cima, Andi Tahir, hanya diam saja melihat pembantu di  rumah itu disiksa. “Saya pernah  dipukul pakai panci, tapi orangtuanya,diam aja. Padahal saya sudah menjerit kesakitan dan menangis,” jelasnya.

Peristiwa ini menambah panjang kasus penganiayaan terhadap PRT. Sebelumnya, aksi sadis Mahuna, 15,  PRT yang bekerja di rumah bidan di Koja, Jakarta Utara. Pipinya  diseterika  majikan karena salah beli sayur lodeh menjadi sayur sop (Pos Kota 16/3).

Kasus lainnya, tiga pembantu di Matraman, Jakarta Timur, juga disekap dan dianiaya sampai babak belur dan bibirnya pecah karena ditonjok. (ian/ird)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...