BEKASI (Pos Kota) – Pembantu rumah
tangga (PRT) kembali jadi korban
kekejian majikan. Kali ini dua pembantu
mengaku disiksa dan rambutnya dicukur artis cantik Andi Shyalimar Malik di rumahnya,
kawasan Jatibening, Bekasi.
Kedua korban, Tiara, 22, asal
Tulangbawang, Lampung dan Salimah, 43 asal Banyumas, Jawa Tengah, melapor ke Polres
Bekasi Kota, Jumat (18/3) petang.
“Yang baru diperiksa, pelapor,
teman pelapor dan ketua RT di mana pelapor bekerja,” jelas Iptu Puji Astuti,
Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota.
Penganiayaan terjadi di
kediaman Shyalimar alias Cima, di Perumahan Prima Lingkar Asri, Jl. Caman Raya,
Blok B 1 No. 11, Jatibening, Pondokgede, Kota Bekasi. Kedua pembantu dianiaya,
dijambak dan digunting, ditendang. Kakak Cima, Nabila, juga diduga ikut
menganiaya. Bukan Cuma dianiaya, Tiara dan Salimah juga tak digaji selama 5 bulan.
Kasus kekerasan terhadap PRT
ini ditangani Unit Perlindungan Anak (PPA) Polresta Bekasi Kota. Korban juga
sudah divisum, sedangkan tersangka belum ditangkap.
DENGAR JERITAN
Terungkapnya kasus
penganiayaan ini bermula kecurigaan warga di sekitar pesinetron tersebut yang
kerap mendengar jeritan kesakitan Tiara. Saat situasi rumah sepi, warga lalu
mendatangi rumah tersebut menanyakan mengapa dia menjerit.
Semula Tiara takut, tapi
setelah didesak warga ia mau bercerita. Kepada warga, Tiara mengaku, perlakuan
kejam dan kasar yang diterimanya itu terjadi sejak 4 bulan terakhir. Warga lalu
mendampingi korban melapor ke kantor polisi.
Tiara mengungkapkan majikannya
kerap menjambak, menendang, memukul bahkan menggunting rambutnya dengan kasar. “Saya dikasari dan
sering dikasih makanan sisa,” ucap Tiara kepada wartawan, Kamis (17/3).
MAJIKAN ASLI
Penganiayaan ini dipicu
masalah sepele misalnya saat dipanggil, Tiara terlambat datang. Kedua majikannya,
langsung tersulut emosi. Pembantu di rumah itu ada tiga orang, hanya saja, saat
diselamatkan warga, Marni, 19, ditahan majikan dan yang dibawa hanya dua
pembantu saja. “Marni malah lebih parah mendapatkan perlakuan kasar, pokoknya
kami sudah diperlakukan seperti binatang,” tambah Tiara.
Setiap bulan gaji yang harus
diterima mencapai Rp 2,7 juta. Namun, di awal bulan hanya digaji Rp 1,2 juta
dan bulan kedua Rp 1,8 juta. Setelah itu, ia tidak pernah digaji dan disekap di
dalam rumah tanpa boleh keluar.
Menurut Tiara, orang tua Cima,
Andi Tahir, hanya diam saja melihat pembantu di rumah itu disiksa. “Saya pernah dipukul pakai panci, tapi orangtuanya,diam aja.
Padahal saya sudah menjerit kesakitan dan menangis,” jelasnya.
Peristiwa ini menambah panjang
kasus penganiayaan terhadap PRT. Sebelumnya, aksi sadis Mahuna, 15, PRT yang bekerja di rumah bidan di Koja, Jakarta
Utara. Pipinya diseterika majikan karena salah beli sayur lodeh menjadi
sayur sop (Pos Kota 16/3).
Kasus lainnya, tiga pembantu di
Matraman, Jakarta Timur, juga disekap dan dianiaya sampai babak belur dan bibirnya
pecah karena ditonjok. (ian/ird)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar