Kamis, 26 Mei 2016

Pembantu Lelaki Satu Ini Berbeda dengan yang Lain



Orangtua MAJIKAN perkosa pembantu, itu sudah biasa. Tapi Dirun, 20, sungguh beda dengan yang lain. Dia sebagai pembantu, justru balik memperkosa anak majikan, Tuti, 17, hingga hamil. Lompatan tradisi ini membuat  orangtua Tuti marah, dan pembantu celamitan itu dilaporkan ke polisi Polres Jember. 

Pembantu wanita menjadi sasaran keluarga  majikan, baik kepala keluarga maupun anaknya, sering sekali terjadi di era gombalisasi ini. Mungkin mereka masih beranggaan bahwa pembantu atau hamba sahaja Bahasa tempo doelunya, itu sah-sah saja digauli seperti jaman dulu. Maklum, jika nafsu sudah menguasai otak, majikan atawa pembantu rasanya  sama saja. Bahkan  kata Bendot Srimulat dulu. “Biar pembantu yang penting rasanya Bung!”

Dirun seorang pembantu rumah tangga dari Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, agaknya ingin mengubah mindset seperti itu. Kenapa pembantu terus yang diperkosa majikan?  Kenapa tak ada perlawanan atau pemberontakan tradisi? Maka katanya kemudian, “Nih gua yang berani tampil beda. Akan gua perkosa itu anak majikan!”

Belakangan ini dalam diri Dirun memang sedang terjadi pergulatan batin. Dia yang bekerja di rumah Kartowi, 54, ternyata jatuh cinta dengan putri tuan rumah, Tuti yang lumayan cantik dan sedang mengkel-mengkelnya. Tapi untuk mendeklarasikan cintanya tak ada keberanian. Sebab bagaimanapun juga strata sosialnya sangat beda: sana majikan sini pembantu. Sana boss, sini naik bis. Kastanya sangat beda, kata orang Bali.

Secara teoritis tak mungkin Dirun bisa mendapatkan Tuti. Kisah Joko Kendil yang berhasil persunting putri raja, itu kan hanya dongeng sebelum tidur. Rielnya di lapangan, tak mungkin pembantu bisa persunting anak majikan. Maka setan pun memberi solusi, jalan satu-satunya harus lewat jalur perkosaan.  “Kalau pakai jalur independen kelamaan, karena harus kumpulkan KTP segala.” Kata setan lebih lanjut.

Kebetulah rumah majikannya kosong, yang ada hanya dia dan Tuti seorang. Yang lain seperti Udin, Amir dan Hasan sedang ada di buku Bahasaku karya WJS Purwodarminto dan BM Noor. Situasi demikian kondusif menjadikan Dirun semakian mantap  dengan tekadnya. Maka Tuti yang sedang nonton TV itu langsung disergap dengan ancaman. Berhasillah pembantu itu melampiaskan nafsunya.

Lain kali kembali Dirun beraksi. Mungkin karena Tuti juga menikmati, kini menjadi lebih mudah penjahat kelamin pemula ini beraksi. Tanpa ancaman berarti gadis itu menyerahkan kehormatannya. Ini kemudian terjadi  berulangkali sehingga ada akhirnya Tuti pun hamil empat bulan.

Sudah barang tentu keluarga Pak Kartowi kalang kabut, putrinya dapat “saham” kosong, sedangkan saat  itu belum punya mantu. Usut punya usut ternyata pelakunya Dirun pembantu rumah tangganya. Ini tamparan kedua kali. Mana mungkin punya mantu seorang pembantu rumah tangga, apa kata dunia? Minimal kan anggota DPRD, sukur-sukur tidak korupsi perda reklamasi.

Dirun dilaporkan ke Polres Jember dan ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengakui terus terang, tak tahan melihat kecantikan Tuti. Sedang untuk melamar dengan cara biasa sangat tidak mungkin, karena status sosialnya sangat beda. ”Paling gampang ya diperkosa saja. Intinya  kan itu….,” kata Dirun.

Perkosawan omongannya sudah kayak pengacara. (JPNN/Gunarso TS}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...