Minggu, 11 Desember 2016

PRT Dalangi Perampokan Emas Majikannya

Kebon Jeruk, Warta Kota

Hati-hati memilih pembantu rumah tangga. Di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Wiwik yang berprofesi sebagai pembantu menjadi dalang pencurian perhiasan milik majikannya.

“Dia (Wiwik) memanggil tiga orang pria untuk masuk ke dalam kamar majikannya. Mereka langsung mencuri kotak kayu yang berisi perhiasan majikannya itu, “ujar Kapolsek Kebon Jeruk, Ajun Komisaris Eka Baasith kepada Warta kota di kantornya, Jumat (27/11).

Wiwik, kata Eka, baru bekerja seminggu di kediaman majikannya yang bernama Eka Citra Dian (50) di Perumahan Kebon Jeruk Baru, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Saat majikannya tengah pergi. Wiwik kemudian merancang niat busuknya. Meski di rumah tersebut ada pembantu lainnya yakni Hasanah (36), Namun Wiwik tetap nekat. Begitu tiga kawannya datang, Hasanah langsung disekap.

“Korban Hasanah diikat pakai tali tambang oleh Wiwik dan rekan-rekannya,” ucapnya. Hasanah melaporkan perkara ini ke Polsektro Kebon Jeruk. Pihak Satuan Reskrim langsung melakukan penyelidikan.
Pembantu rumah tangga yang jadi otak pencurian itu kabur bersama tiga pria yang ikutan mencuri,” ucap Eka.

Sejumlah saksi termasuk perusahaan penyalur pembantu sudah diperiksa. Kini para pelaku sedang diburu. (m3)

Sabtu, 10 Desember 2016

Ditodong Senjata Api. Pembantu Gagalkan Perampokan


SERANG (Pos Kota)  – Keberanian Hj. Muhaimin 55, sebagai pembantu rumah tangga, patut diacungi jempol. Meski usianya tidak muda lagi, namun keberaniannya berhasil menggagalkan aksi perampokan di rumah majikan di Komplek Taman Lopang Indah, Kel. Lopang, Kec. Serang, Kota Serang, Senin (5/5) malam.

Meski sempat ditakuti dengan letusan senjata api, namun wanita yang akrab disapa Hj. Imin, berhasil membuat kabur para pelaku tanpa membawa barang hasil rampokan.

Peristiwa perampokan di rumah Ketua RT 05 ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Saat rumahnya disatroni kawanan perampok bertopeng dan bersenjata api, korban Ahmad Syarif sedang berada di luar rumah bersama anak dan istrinya.

Selepas salat Isya, Hj Imin kembali ke rumah majikannya dengan maksud mau menyetrika pakaian. Namun saat itu, dirinya melihat pintu pagar rumah terbuka.

MEMBENTAK
Ketika masuk halaman rumah didapatinya pintu rumah dalam keadaann terbuka dan melihat dua pria tidak dikenal  berada di dalam rumah. Kontan wanita menyentak pelaku.

“Kamu ngapain  di rumah ini. Siapa kamu,” tandas Hj Imin kepada pelaku saat dirinya ditanya aparat kepolisian.

Kaget aksinya ada yang mengetahui, salah seorang pelaku balas membentak dengan menjawab, “Saya ini saudara bu Eroh (istri Ahmad Syarif), red),” bentak pelaku sambil suaranya meninggi. “Saya tahu semua keluarga Hj. Eroh. Ibu tidak punya saudara seperti kalian, “teriak Hj. Imin.

Merasa terpojok, salah seorang pelaku mencabut pistol dan langsung mengeluarkan tembakan ke atas. Karena kedoknya ketahuan salah seorang pelaku yang berada di halaman rumah, langsung memberi kode.
“Tarik…tarik,” Setelah itu pelaku kabur dengan menggunakan kendaraan jenis Xenia dan sepeda motor tanpa membawa hasil rampokan. Warga berdatangan memberikan pertolongan dan melaporkan peristiwa itu ke aparat kepolisian.

Kapolsek Serang Kompol Dhani Gumilar belum dapat memberikan keterangan masih mencari keterangan dan barang bukti. (haryono/ds)

Takut Dijadikan Pelacur. 5 Calon PRT Ngacir. Dibawa Keliling Jakarta


BOGOR (Pos Kota) – Takut dijadikan pelacur, empat remaja dan satu wanita tua kabur dari sebuah rumah penampungan di kota Bogor. Mereka dijanjikan kerja sebagai PRT, belakangan malah ketakutan jadi korban perdagangan.

Kelima perempuan tersebut ngacir dari rumah penampungan di Kelurahan Harjasari, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (9/12) pagi lalu minta pertolongan polisi. Kelima perempuan itu AT 16, YC 16, ON 16, FT 22, dan IC 50, diminta keterangan di bagian perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polresta Bogor Kota.

Kepada penyidik,  mereka mengaku nekat kabur karena takut menjadi korban perdagangan manusia serta menjadi korban perbuatan tidak senonoh. Padahal semula mereka dijanjikan pekerjaan menjadi pembantu rumah tangga (PRT).

DIBAWA KE JAKARTA
Kapolresta Bogor Kota, AKBP Suyudi Ario Seto mengatakan, kelima perempuan ini tiba di Bogor, Rabu (7/12) dibawa suami istri tetangga mereka, IT, 40, dan EN, 35. Tiba di Bogor sekitar pukul 16.30 WIB, mereka dipertemukan dengan DD, Laki-laki yang disebut-sebut sebagai orang yang akan menyalurkan mereka sebagai PRT.

“Lalu DD membawa ke limanya ke kontrakannya di Gang  Anen Kelurahan Harjasari Bogor Selatan, “ kata AKBP Suyudi Jumat (9/12). Tidak lama di rumah DD, mereka dibawa ke Jakarta dengan alasan akan diserahkan ke calon majikan.

Mereka mulai curiga, lantaran selama berada di Jakarta, mereka hanya dibawa berputar-putar oleh DD ke beberapa tempat, lalu dibawa lagi ke Bogor pada Kamis (8/12) dinihari.

Kecurigaan bahwa mereka akan dijual ke tempat hiburan malam makin nyata, saat FT, satu dari lima wanita ini diperlakukan tidak senonoh oleh DD di dalam mobil.

DD berani mengirim pesan singkat minta ditemani tidur. Yakin akan dijual, ke lima perempuan ini pun sepakat melarikan diri menuju kantor polisi. “Keterangan mereka sedang didalami penyidik. Kami belum bisa memastikan adanya tindak pidana dalam kasus ini. DD sedang dalam pemeriksaan penyidik,” tandas mantan Wakalpores Jakarta Barat Polda Metro Jaya ini. (yopi/bu/ird)

Minggu, 04 Desember 2016

Pembantu Tewas Melahirkan


BOGOR (Pos Kota) – Seorang janda pembantu rumah tangga mereggang nyawa akibat kehabisan darah saat berjuang melahirkan anaknya. Ia ditemukan bersimbah darah dalam kamar rumah majikannya Jumat (2/12) pagi. Sementara bayinya juga tewas dalam posisi baru keluar kepalanya dari alat kelamin ibunya.

Pembantu itu diketahui bernama Maya 30, warga Ciampea Kabupaten Bogor. Ia meninggal dalam kamar rumah majikannya di Jalan Sindang Barang Gang PKB no 25, Bogor Barat, Kota Bogor.

Menurut informasi yang diperoleh, sebelum ditemukan meninggal dunia Jumat pagi, sekiar pukul 02.30 WIB tengah malam, Nuryati, majikannya mendengar rintihan kesakitan dari kamar pembantu.

Penasaran dan ingin tahu apa yang dirasakan Maya, pembantunya, Nuryati lalu bertanya dari balik pintu.
“Saat ditanya kenapa merintih kesakitan, Maya menjawab jika dirinya meriang. Karena dia jawab sakit, saya suruh minum obat dan nanti pagi baru ke dokter,” kata Nuryati ke petugas yang melakukan olah TKP di rumahnya.

Masih kata Nuryati, sekitar pukul 05.20 WIB subuh, dirinya membangunkan Muhamad Iqbal anaknya, supaya mengantar Maya berobat ke dokter.

TAK MENJAWAB
Iqbal, yang sudah bersiap lalu mendatangi kamar pembantunya. Iqbal curiga, karena beberapa kali memanggil nama dan mengetok pintu kamar, pembantunya tak menjawab.

Iqbal lalu mengetok kaca jendela kamar Maya. Namun lagi-lagi tak ada jawaban. “Karena tak ada jawaban, saya menyuruh anak untuk memecahkan kaca jendela, guna melihat keadaan Maya. Kaca jendela ini berbatas langsung dengan kamar anak saya,” ujarnya.

Keluarga ini kaget, saat melihat di dalam kamar, Maya sudah meninggal dengan posisi terlentang dengan hanya memakai BH bersimbah darah.

Takut disalahkan, Nuryati lalu melapor ke Mapolsek Bogor Barat. Petugas yang tiba di lokasi, lalu mengevakuasi jenazah ke rumah sakit usai melakukan olah TKP.

Keterangan saksi dan petunjuk serta barang bukti di lokasi dan keterangan medis rumah sakit, korban meninggal akibat kehabisan darah sewaktu proses melahirkan tanpa bantuan medis dalam kamar.

Dari lokasi petugas menyita barang bukti berupa: 1 strip Amoksilin 500 mg, strip obat tanpa merk bentuk kapsul warna hijau, strip obat merk Cemoren 50 mg, 1 dompet warna hitam dan 1 hp merek Nokia milik korban.

Kapolsek Bogor Barat, Kompol Indriningtyas mengatakan, korban merupakan seorang janda beranak satu. Dia sudah bekerja di rumah majikannya selama dua tahun.

Korban meninggal saat berusaha melahirkan anak yang dikandung dari hubungannya dengan pacarnya. “Waktu tengah malam merintih kesakitan dan diketahui majikannya lalu dijawab meriang itu, rupanya  dia sedang berjuang melahirkan bayinya. Kami yakin dia hamil, karena saat petugas melakukan olah TKP, ditemukan kepala bayi yang sudah keluar, namun masih menempel di alat kelamin korban, “ kata Kompol Indriningtyas.

Masih kata Kapolsek, Nuryati  74, majikan korban yang tak lain merupakan ibunda Rachmat Yasin, mantan Bupati Bogor dan Ade Munawaroh Yasin, Wakil Ketua  DPRD Kabupaten Bogor ini tak menyangka korban hamil, lantaran selalu memakai baju longgar.

“Jasa korban di RS Bhayangkara, Kota Bogor. Keluarga korban sudah dihubungi petugas,” tandas Kompol Indriningtyas. (yopi/bu)

Wanita PRT Dibantai Begal


PALEMBANG – Wanita asisten rumah tangga usai belanja dibunuh begal. Dia dihabisi lantaran berusaha mempertahankan motor majikan yang mau dirampas begal. Peristiwa terjadi di Jl. Perum TOP Type 100, depan Pasar Induk Jakabaring, Palembang, kemarin. Tubuh Nawariah, 34, pembantu rumah tangga (PRT) ditemukan tergeletak di tengah jalan, tak jauh dari rumah majikannya. Sekujur tubuhnya bersimbah darah setelah lambungnya ditikam belati begal. Sedangkan motor Honda Vario BG 6810 RE  yang dikendarainya dirampas perampok.

Kejadian berawal Nawariah , sekitar pukul 6.30 hendak pulang ke rumah majikannya di Perum TOP Type 100 Blok A 15 No. 37 Kelurahan 15 Ulu, Palembang usai Belanja ke Pasar Induk Jakabaring. Saat melintas menggunakan motor di Jl. Perum TOP Type 100, wanita pembantu ini dicegat dua begal bermotor.

Tak rela, motor majikannya dirampas, dia berusaha tancap gas. Tapi apes, motornya ditabrak begal hingga dia terjatuh. Bersamaan itu pelaku lainnya menyabetkan di bagian dada dan lambung Nawariah. Seketika wanita ini terkapar bersimbah darah, sedangkan dua begal kabur merampas motor korbannya.

TAKUT
“Saya melihat kejadian itu, tapi saya takut tidak berani menolong, setelah korban ditikam dan pelaku kabur saya menolongnya dan mengantarkan pulang ke rumah majikannya, karena lokasi kejadian dekat dengan rumah majikan korban,” ucap saksi, Athoullah, 19. Setiba di rumah majikannya, Nawariah dilarikan ke RS Bari Palembang, namun nyawanya sudah tak tertolong.

Sementara tim Inafis Polresta Palembang yang menerima laporan ini melakukan olah TKP. “Korban mengalami luka tusuk sebanyak 5 lubang. Dua lubang di bagian perut sebelah kanan, dua lubang di rusuk kanan dan satu lubang dekat dada,” ungkap Kanit Identifikasi Polresta Palembang Siput Agus Wijaya.

Sedangkan Kasatreskrim Polresta Palembang Kompol Marully Pardede mengatakan pihaknya masih memburu kedua begal tersebut. “Kita sudah kantongi ciri-ciri pelaku, termasuk motor yang digunakan buat aksi jahat mereka,” katanya. (hasby/iw)

Jumat, 23 September 2016

Mengaku Teman Majikannya, Penjahat Necis Perdayai PRT

Kebayoran Baru, Warta Kota
Seorang penjahat berpakaian necis (rapi dan bersih) perdayai pembantu rumah tangga (PRT) yang bekerja di sebuah rumah di Jalan Dwijaya II, Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/11).

Saat kejadian, majikan si pembantu yakni Erika (30) dan suaminya sedang pergi ke luar. Ditemui saat membuat laporan kejadian di Polresta Jakarta Selatan, Erika tampak murung. Meski demikian, wanita karir itu tetap bersedia menceritakan kronologi pencurian yang berakibat hilangnya dua laptop miliknya.

Dikatakan Erika, saat itu dia bersama Justin, suaminya, berangkat meninggalkan rumahnya di Jalan Dwijaya II. Di rumah hanya ada Ela, pembantunya.

”Dari penuturan Ela, pembantu saya, kejadiannya jam dua siang. Kata dia, ada seorang pria berpakaian rapi datang ke rumah saya. Pria itu mengaku teman kerja suami saya dan katanya disuruh sama suami saya mengambil laptop,” papar Erika.

Ela, kata Erika, saat itu tidak curiga jika pria itu ternyata seorang maling. “Karena pakaiannya rapi, jadi pembantu saya nggak ada curiga sama sekali,” Ucapnya.

Lantaran percaya dengan laki-laki itu adalah suruhan majikannya, akhirnya Ela mengambil dua laptop dari kamar majikannya. Setelah mengambil dua laptop, pelaku bergegas kabur.

“Saya benar-benar shock begitu mendengar cerita pembantu  saya. Padahal suami saya enggak pernah nyuruh siapapun buat ambil laptop,” ucapnya sambal geleng-geleng kepala.

Data hilang
Dikatakan Erika, dirinya sangat sedih kehilangan dua laptop tersebut. Sebab di dalamnya banyak data-data yang begitu penting.

Erika pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Jakarta Selatan. Pengaduannya diberi nomor LP/1996/K/XI/2015/PMJ/ResJaksel.

Saat ini kita serahkan kepada pihak kepolisian saja,”  tuturnya.

Menanggapi kejadian itu, Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan. Komisaris Minto Pandal Putro, akan segera menindaklanjutinya. Dia mengaku akan mengecek kejadian itu dan melakukan olah TKP. (bin)


Jumat, 02 September 2016

Kisah Pilu PRT Medan. Rindu Enam Tahun tak Berkirim Kabar

Matahari tak lagi cerah bagi Anis (25), Rukmiani (42) asal Demak, Endang (55), dan Dorce Dina (43). Keempat perempuan yang masing-masing berasal dari Malang, Demak, Madura, dan Nusa Tenggara Timur ini harus menghadapi kenyataan pahit, mendapat siksaan dari majikan mereka di tanah rantau, Medan.

Keinginan hidup lebih mapan di perantauan ternyata hanya bayangan semu semata. Yang ada hanya dera siksaan dari majikan dan keluarga majikan. Jangankan memperoleh gaji jutaan seperti yang dijanjikan dalam kontrak kerja, mereka bahkan diperlakukan sangat tidak manusiawi.

Kisah pilu keempat wanita malang ini dimulai sejak mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kediaman H. Syamsul di bilangan Jalan Beo/Madong Lubis Medan Timur, Medan. H Syamsul Anwar adalah pemilik CV Maju Jaya yang bergerak di bidang pengerah tenaga kerja (PJTKI).

Mereka diperlukan sangat tidak manusiawi, tidak diberi makan layak, tidur sekandang dengan hewan peliharaan majikan, dan siksaan tanpa henti. Bahkan akhir Agustus lalu mereka harus menyaksikan salah seorang teman mereka, Cici asal Bekasi, meregang nyawa akibat kekejaman majikan mereka.

Mayat Cici dibuang begitu saja di daerah hutan di Kawasan Tanah Karo. Nasib Yanti, teman seprofesi yang lain, juga tak diketahui hingga kini. Ada kemungkinan sudah menjadi mayat. Temuan mayat beberapa waktu lalu di kawasan Gang Rakit Sungai Deli Medan Labuhan, kuat dugaan merupakan mayat Yanti.

Majikan mereka sangat kejam. Salah sedikit saja, tangan siap melayang. Tendangan dan pukulan  dengan alat seperti kemoceng, sabuk, gagang sapu, penghapus besi dan spatula hampir setiap hari mereka terima. Tak cukup dengan itu, karyawan lain yang bekerja pada keluarga H. Syamsul pun disuruh untuk meyiksa mereka.

Makanan  sisa

Saat ditemui wartawaan di Polresta Medan, Anis dan kawan-kawan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Selain syok, pakaian mereka lusuh. Di beberapa bagian tubuh nereka terlihat bekas luka dan lebam akibat penganiayaan yang dilakukan sang majikan. Mereka juga terlihat sangat ketakutan. “Kami diperlakukan sangat kejam, gaji pun kami tak diberi. Kalau makan, kami sering diberi makanan sisa yang isinya kebanyakan tulang-tulang. Bahkan nasi kami sering dicampur dengan dedak (makanan ternak),” terang Anis saat dimintai keterangan di kantor Polresta Medan. 

Selasa, 23 Agustus 2016

Pembantu Belia Tewas di Rumah Majikan

THEJAK – Seorang pembantu rumah tangga (PRT) yang masih belia ditemukan tewas di rumah majikannya Jalan Radio Dalam VII Nomor 4 RT 13 RW 01 Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (22/8) subuh.

Kematian korban bernama Fiki (16) masih mencurigakan. Perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah ini ditemukan tak bernyawa oleh Ayih Supartini (49) rekan sesama pembantu.

Kapolsek Metro Kebayoran Baru, AKBP Ary Purwanto mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh rekannya sesama pembantu. Saat itu rekannya hendak membangunkan korban untuk bekerja.

“Saksi membangunkan korban sekitar pukul 05.00 WIB. Korban di dalam kamar tidur tidak bangun-bangun. Saat sedang dicek denyut nadinya oleh Ayih tidak berbunyi,” kata Ary.

Saksi melaporkn warga sekitar dan petugas Polsek Kebayoran Lama yang mendapatkan informasi mengidentifikasi  jasad korban yang tewas masih  belia dan baru bekerja di tempat majikannya selama satu bulan.

Ary mengatakan bahwa pihaknya saat ini tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Dugaan sementara sakit, apakah korban punya riwayat sakit apa kami serahkan ke dokter nanti,” kata Kapolsek.


Jenazah PRT tersebut kemudian dikirim ke Kamar Jenazah RS Fatmawati guna keperluan visum. “Kami menunggu hasil visum, jika bunuh diri atau apa kami tunggu hasilnya dari dokter (Forensik-red),” tutur Ary. (AGS)

Minggu, 14 Agustus 2016

Polisi Dalami Kasus Pelecehan Seksual oleh 2 PRT

PALANGKARAYA – Kepolisian Resor Barito Utara akan mendalami kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dua pembantu rumah tangga (PRT) asal Medan, Sumatera Utara, kepada dua anak majikan mereka yang berumur lima dan tiga tahun di Barito Utara, Kalimantan Tengah. 

Kasus ini yang diduga melatarbelakangi Kristina memukuli kedua pembantunya yang bernama Nur Habibah Sihombing (23) dan DS (13) itu. Semula polisi menangani kasus pemukulan kedua PRT oleh majikannya ini. “Berita acara pemeriksaan (kasus pemukulan) sudah saya perintahkan untuk distop dulu karena setelah diperiksa mereka mengaku melakuka pelecehan seksual,”  kata Kepala Polres Barito Utara Ajun Komisaris Besar Roy Sihombing, Sabtu (6/8).  (IDO)

Sabtu, 13 Agustus 2016

Perampok PRT Anak Belakang Komplek

Pesanggrahan, Warta Kota
Dua perampok yang hampir memperkosa  Siti Nafiah (38), pembantu rumah tangga (PRT) di Kompleks Perdagangan, Bintaro, Jakarta Selatan, ditangkap polisi reserse Polsek Pesanggrahan.

Kedua penjahat diketahui berinisial Riz (23) dan Den (19). Mereka warga Jalan H Ali Rt 06/07, Bintaro, Jakarta Selatan yang letaknya di perkampungan belakang kompleks.

Penangkapan terhadap Riz dan Den setelah beberapa jam keduanya kabur ke daerah Tangerang Selatan dan Bogor.

Polisi akirnya mengejar Riz dan Den setelah mendapttkan ciri-ciri keduanya dari para saksi.

Hingga kini, keduanya masih diperiksa di Polsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Kapolsek Pesanggrahan, Komisaris Afroni Sugiarto, menuturkan, pelaku sempat kabur ke Tangerang Selatan.

“Satu pelaku ditangkap di Desa Rawa Kalong, Gunung Sindur, Bogor, dan seorang pelaku lainnya kami ringkus di daerah Pondok Kacang, Tangerang Selatan,” papar Afroni, Kamis (11/8).

Polisi juga telah mengamankan barang bukti dua bilah golok, uang sebesar Rp 113.000 dan dua Dolar Singapura, sebuah handphone, sebuah gergaji, kain untuk membekap korban dan pecahan kaca di lokasi kejadian.


“Kasus ini dikembangkan terus dengan  modus yang  sama di wilayah Pesanggrahan.” Ucapnya. (bin)

Ivan Haz Dihukum 1,5 Tahun. Terbukti Menganiaya PRT

Palmerah, Warta Kota
Mantan anggota DPR RI Fanny Safriansyah alias Ivan Haz divonis hukuman 1 tahun 6 bulan penjara. Vonis dibacakan majelis hakim dalam sidang di Pengadilan Negeri  Jakarta pusat, Kamis (11/8). Vonis itu lebih rendah enam bulan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut hukuman kurungan dua tahun penjara.

“Menghukum dengan menjatuhkan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan memerintahkan Ivan untuk ditahan,” kata Ketua Majelis Hakim Yohannes Priana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (11/8).

Ivan dijerat pasal 44 ayat 1 juncto Pasal 5 huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ivan disebut terbukti dalam dakwaan sekunder yakni melakukan kekerasan fisik secara berlanjut pada PRT berinisial T.

Sementara dakwaan primer Ivan Haz berupa kekerasan fisik yang mengakibatkan luka berat tidak terbukti. “Menyatakan terdakwa Fanny Safriansyah alias Ivan Haz terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan kekerasan fisik secara berlanjut,” kata Yohannes.

Menurut hakim, putra mantan Wakil Presiden Hamzah Haz itu melakukan kekerasan fisik terhadap T. pekerja rumah tangga di rumahnya. Kekerasan fisik itu tak hanya sekali dilakukan oleh Ivan. Sebulan setelah T bekerja di rumah Ivan, Mei 2015, ia kerap mengalami kekerasan fisik. Bentuk kekerasn yang dilakukan Ivan mulai dari pemukulan  dengan tangan kosong hingga menggunakan benda.

Pukulan Ivan kerap membuat T tersungkur. Bahkan, pukulan Ivan pernah membuat mata T tak bisa melihat karena bengkak. Kuping T juga sempat mengalami pendarahan lantaran dipukul Ivan. Visum menunjukkan bahwa ada robek di kepala T terjadi karena pukulan benda tumpul.

Terlalu ringan
Koordinator Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT), Lita Anggraini,  menyesali vonis hakim terhadap mantan anggota DPR RI, Fanny Safriansyah alias Ivan Haz. Menurut dia, putusan itu tak mencerminkan keadilan terhadap T (20), pekerja rumah tangga (PRT) korban penganiayaan Ivan. “Putusan tersebut mencederai keadilan yang harusnya ditegakkan. Jala PRT dari awal sudah sangat menyesalkan tuntutan JPU yang hanya dua tahun tahanan,” kata Lita kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (11/8).


Sementara itu, Ivan Haz menerima atas vonis majelis hakim. Ia tak akan mengajukan banding atas putusan hakim. Ivan terbukti melakukan kekerasan fisik secara berlanjut terhadap pekerja rumah tangga (PRT), T (20). Ia dijerat Pasal 44 ayat 1 juncto Pasal 5 huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan hukuman 1,5 tahun penjara. (kompas.com)

Rabu, 27 Juli 2016

Mohon Maaf kepada Para Pembantu

Entah kenapa, setiap akhir bulan Ramadhan, sejak Lebaran delapan tahun yang lalu, saya sangat sulit mengucapkan ”mohon maaf lahir batin.” Masalahnya bukan segi lahir dari maaf itu. Tinggal kirim SMS  dan lunaslah sudah kewajiban sosial saya. Masalah muncul ketika saya “memikirkan” segi batin itu. Setiap kali saya mencoba merenungkan artinya,saya selalu diliputi rasa pilu, pedih, gundah. Saya mencoba mulat sarira, mawas diri, tetapi selalu terganggu pada bayangan  sosok perempuan yang pernah jadi bagian dari keseharian saya. Terlebih apabila peruntungan saya dibandingkan dengan nasib buruk yang dialami perempuan yang sederhana itu.

Kini, izinkan saya memohon maaf, secara batin kepada kau, Siti”

Baru sekarang ini, delapan tahun kemudian, saya dapat memanggilmu  dengan kata “kau”. Dari “rumahmu”, nun jauh di sana, kau pasti mengerti, kan? Ketika kau pergi, pada waktu itu, kau hanya pamit mudik. Kau pulang untuk mengunjungi tanah leluhurmu, membersihkan batu nisan suamimu, dan berdoa sejenak dengan keyakinan ayat sucimu. Kau mencari jalinan-jalinan yang bisa mendekatkan kau dengan anak, kerabat, tetangga, pendeknya segenap memori yang masih kau anggap memberikan arti kepada kehidupanmu.

Namun, kau ini memang ”bodoh”, Siti! Kau selalu abai mengikuti ”perintah” saya untuk memakai helm? Selain itu, bukankah kau belum terlalu pandai menaiki sepeda motor? Apabila mengegas mesinnya, bukankah kau selalu lakukan terlampau tiba-tiba sehingga Honda itu kerap melesat tanpa kendali. Maka, tak mengherankan apabila mudikmu itu menjadi bencana. Ketika melewati jembatan kecil dari bambu, kau terjatuh. Yang menampung tubuhmu hanyalah seonggok batu. Seketika darah yang menderas dari kepalamu mengalir larut dengan air bening gunung tempat kelahiranmu.Kala itu nasib kau memang naas, Siti. Kau juga menjadi korban ritual kesopanan berlebaran: dokter puskesmas tempat kau digotong tidak ada. Sibuk dengan “mohon maaf lahir batin”, entah menghadap pejabat atau bersilaturahim entah ke mana. Dua jam kemudian, dirimu adalah jasad tanpa nyawa.

Satu hari kemudian, di sela secuil berita duka di telepon dan tangisan  sana-sini, kau telah bersanding dekat ayah-ibumu di bawah selapis tanah kering. Bagi kami sekeluarga, kau telah tiba-tiba lenyap, tanpa kami sempat mengucapkan “mohon maaf lahir batin”.

Kini di mana pun arwah kau berada, ingin saya haturkan “mohon maaf” kepada kau, Siti, meski secara batin saja. Saya baru sadar betapa awamnya saya tentang dirimu? Sebelum peristiwa itu, nama desa kelahiran kau tak pernah saya risaukan di mana berada! Nama putrimu saya tidak tahu, seperti pula kisah kegagalan cintamu! Yang pernah saya tahu dari kau, Siti, hanya kopi yang kau sajikan, celana yang kau setrika, dan kasur lusuh di mana kau rebahkan tubuh penatmu. Rutinitas-rutinitas yang membuat kemiskinan kau tampil sebagai tanda kekayaan saya. Ya! Memang, meskipun dulu kau hadir secara fisik sejatinya kau tidak “eksis” di luar tingkahku. Kau adalah pembantu, Siti. Hanya “berhak” menampung kemarahan dan  melayani kebutuhan. Tak boleh benar-benar “memiliki”, “menghendaki”, atau menertawakan apa pun. Dan, kini kamu telah hilang, nyaris tak berbekas di kenanganku, selain pada hari Lebaran!!! Maka, izinkanlah saya mohon maaf kepada kau.

Apakah aku tiba-tiba insaf? Renungan tentang nasib kau yang mati ini memunculkan di benakku gambaran dari ratusan ribu saudarimu yang tengah berjejalan menempuh jalan-jalan menuju kota. Pulang dari mudik. Beberapa akan mati, sebagian besar akan hidup, tetapi hidup untuk “melayani”. Melayani orang yang  seperti aku, terus berceloteh soal keadilan sosial dan kemanusiaan, tanpa terlalu peduli bagaimana mengamalkannya.


Maka, sekali lagi saya mohon maaf kepada kau, Siti, dan sebagai majikan, kepada semua pembantu dan wong cilik yang seolah tak eksis itu. (JEAN COUTEAU)

Senin, 25 Juli 2016

Nurjanah Dibunuh Orang Dekat. Polisi Pastikan Bukan Dimutilasi

KEBAYORAN LAMA (Pos Kota) – Cewek yang semula diduga dan membusuk di kamar mandi Apartemen Bellezza di kawasan Permata HIjau, Kebayoran Lama, Jaksel, ternyata pembantu rumah tangga.

Dari hasil otopsi, korban diduga dibunuh dengan cara dicekik. Tidak ada luka sayatan senjata tajam jadi kecil kemungkinan korban dimutilasi.

Korban diketahui bernama Jeng Nurjanah, 24, asal Pulung, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Lampung. Ini berdasakan laporan majikan yang mengenali ciri-ciri fisik korban.

Nurjanah yang akrab disapa Jeni ini bekerja di kamar 30 LV05. Ia menurut majikannya yang enggan dipublikasikan namanya menghilang sejak Minggu (5/6).

TIDAK HAMIL
Dari hasil otopsi pihak rumah sakit korban tidak dalam keadaan hamil. Ada luka memar pada leher sepanjang 11 cm dengan lebar 3 cm arah mendatar. Selain itu terdapat luka lecet pada jari kedua tangan kanan 1,5 cm dan luka memar pergelangan tangan kiri berukuran 7 x4 cm. “Saat ditemukan terdapat cincin pada jari manis kiri berwarna silver,” kata Kapolres Jaksel, Kombes Tubagus Ade Hidayat.

Menurut, pihaknya mencurigai beberapa orang terkait kasus pembunuhan tersebut. “Ya sudah kami curigai beberapa orang dari keterangan saksi-saksi dan oleh TKP,” ungkap Kapolres Jaksel.

DIDUGA DIJEERAT
Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Lama, AKP Budi Setiyono mengatakan dugaan penyebab kematian korban karena kehabisan oksigen akibat jeratan leher. “Ia diduga dijerat menggunakan kain oleh pelaku. Itu bisa disimpulkan dari hasil otopsi,” kata AKP Budi Setiyono.

“Kami tidak menemukan pisau atau benda tajam lainnya di lokasi, sehingga dugaan kami pelaku tidak membawa senjata tajam saat akan membunuh korban” tuturnya.

Pelaku yang disebut berjenis kelamin laki-laki merupakan pelaku tunggal. “Sebab yang bisa masuk ke dalam hanya orang-orang tertentu saja, yang punya akses saja,” tambahnya.

KUMPULKAN ALAT BUKTI
Kini, polisi masih mengumpulkan alat bukti untuk menangkap pelaku yang disebut-sebut mempunyai hubungan dekat dengan korban. “Doain ya anggota kami bersama Polres Jaksel masih di luar melakukan pengejaran terhadap pelaku,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Lama.

Mayat pertama kali ditemukan oleh Isroji yang merupakan pembantu di salah satu di unit apartemen tersebut. Saat ia akan membuka pintu toilet, ia mencium bau busuk dan langsung mencari sumbernya.

Sebelumnya diberitakan cewek dimutilasi di apartemen Belleza Permata Hijau ditemukan sudah membusuk. Mayatnya dibungkus kantong plasik hitam dan ditutup kain gorden di Lantai 23 A.LV 6 (Pos Kota, Kamis 30/6).


Belakangan polisi  memastikan cewek tersebut bukan dimutilasi. (adji/bu/o)

Sabtu, 04 Juni 2016

Pekerja Rumah Tangga Mengakhiri Hidup

Pekerja rumah tangga bernama Suharti (59) tahun ditemukan meninggal dalam keadaan tergantung di kusen pintu gudang rumah majikannya di Jalan Lautze Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (18/6) subuh. 

Suharti diduga mengakhiri hidup karena menderita stroke. Lily (46), adik Suharti, mengatakan, kakaknya menderita stroke sekitar dua bulan terakhir," Majikannya sudah menanggung biaya pengobatannyta. Sekarang tinggal tangan kanan yang masih sulit digerakkan," kata Lily. 

Suharti tidak pernah mengeluhkan sakitnya. Karena itu, pihak keluarga kaget mendapat kabar Suharti meninggal. Kepala Polsek Sawah Besar Komisaris JR Sitinjak mengatakan, dari simpul dan kondisi sekitar lokasi, Suharti diduga bunuh diri. (ART)

Akomodasi Layak untuk Pekerja Rumah Tangga



Pemerintah akan menrgadakan pertemuan bilateral dengan negara penempatan pekerja rumah tangga migran Indonesia terkait rumah tinggal mereka.

Direktur penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Soes Hindharno mengatakan, pekerja rumah tangga migran Indonesia harus tinggal terpisah dari rumah majikan mereka. 

“Itu salah satu bentuk upaya perlindungan terhadap buruh migran yang sangat rentan kekerasan hubungan kerja,” ujar Soes, dalam surat elektronik kepada Kompas, Senin (23/5), di sela-sela kunjungannya ke Jeddah, Arab Saudi. Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menegaskan, konvensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) 189 mengatur penyediaan akomodasi layak bagi pekerja rumah tangga. (MED)

Kamis, 26 Mei 2016

Pembantu Lelaki Satu Ini Berbeda dengan yang Lain



Orangtua MAJIKAN perkosa pembantu, itu sudah biasa. Tapi Dirun, 20, sungguh beda dengan yang lain. Dia sebagai pembantu, justru balik memperkosa anak majikan, Tuti, 17, hingga hamil. Lompatan tradisi ini membuat  orangtua Tuti marah, dan pembantu celamitan itu dilaporkan ke polisi Polres Jember. 

Pembantu wanita menjadi sasaran keluarga  majikan, baik kepala keluarga maupun anaknya, sering sekali terjadi di era gombalisasi ini. Mungkin mereka masih beranggaan bahwa pembantu atau hamba sahaja Bahasa tempo doelunya, itu sah-sah saja digauli seperti jaman dulu. Maklum, jika nafsu sudah menguasai otak, majikan atawa pembantu rasanya  sama saja. Bahkan  kata Bendot Srimulat dulu. “Biar pembantu yang penting rasanya Bung!”

Dirun seorang pembantu rumah tangga dari Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, agaknya ingin mengubah mindset seperti itu. Kenapa pembantu terus yang diperkosa majikan?  Kenapa tak ada perlawanan atau pemberontakan tradisi? Maka katanya kemudian, “Nih gua yang berani tampil beda. Akan gua perkosa itu anak majikan!”

Belakangan ini dalam diri Dirun memang sedang terjadi pergulatan batin. Dia yang bekerja di rumah Kartowi, 54, ternyata jatuh cinta dengan putri tuan rumah, Tuti yang lumayan cantik dan sedang mengkel-mengkelnya. Tapi untuk mendeklarasikan cintanya tak ada keberanian. Sebab bagaimanapun juga strata sosialnya sangat beda: sana majikan sini pembantu. Sana boss, sini naik bis. Kastanya sangat beda, kata orang Bali.

Secara teoritis tak mungkin Dirun bisa mendapatkan Tuti. Kisah Joko Kendil yang berhasil persunting putri raja, itu kan hanya dongeng sebelum tidur. Rielnya di lapangan, tak mungkin pembantu bisa persunting anak majikan. Maka setan pun memberi solusi, jalan satu-satunya harus lewat jalur perkosaan.  “Kalau pakai jalur independen kelamaan, karena harus kumpulkan KTP segala.” Kata setan lebih lanjut.

Kebetulah rumah majikannya kosong, yang ada hanya dia dan Tuti seorang. Yang lain seperti Udin, Amir dan Hasan sedang ada di buku Bahasaku karya WJS Purwodarminto dan BM Noor. Situasi demikian kondusif menjadikan Dirun semakian mantap  dengan tekadnya. Maka Tuti yang sedang nonton TV itu langsung disergap dengan ancaman. Berhasillah pembantu itu melampiaskan nafsunya.

Lain kali kembali Dirun beraksi. Mungkin karena Tuti juga menikmati, kini menjadi lebih mudah penjahat kelamin pemula ini beraksi. Tanpa ancaman berarti gadis itu menyerahkan kehormatannya. Ini kemudian terjadi  berulangkali sehingga ada akhirnya Tuti pun hamil empat bulan.

Sudah barang tentu keluarga Pak Kartowi kalang kabut, putrinya dapat “saham” kosong, sedangkan saat  itu belum punya mantu. Usut punya usut ternyata pelakunya Dirun pembantu rumah tangganya. Ini tamparan kedua kali. Mana mungkin punya mantu seorang pembantu rumah tangga, apa kata dunia? Minimal kan anggota DPRD, sukur-sukur tidak korupsi perda reklamasi.

Dirun dilaporkan ke Polres Jember dan ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengakui terus terang, tak tahan melihat kecantikan Tuti. Sedang untuk melamar dengan cara biasa sangat tidak mungkin, karena status sosialnya sangat beda. ”Paling gampang ya diperkosa saja. Intinya  kan itu….,” kata Dirun.

Perkosawan omongannya sudah kayak pengacara. (JPNN/Gunarso TS}

Rabu, 13 April 2016

RUU Perlindungan PRT Masuk Prolegnas DPR



JAKARTA (Pos Kota)  - Akhirnya Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT) masuk ke daftar Prolegnas DPR RI. Rancangan UU Perlindungan PRT ini sudah diusulkan sejumlah elemen masyarakat dan aktivis perempuan sejak 12 tahun lalu.

“DPR RI telah memasukkan UU Perlindungan PRT dalam daftar prolegnas tambahan setelah kita lakukan lobi-lobi ke fraksi,” papar Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto di sela-sela diskusi bersama isu-isu krusial dalam rancangan UU Perlindungan PRT kemarin.

Menurut Giwo masukkan RUU Perlindungan PRT tersebut akan membawa angin segar bagi perlindungan profesi PRT. Baik perlindungan  bagi tenaga kerjanya sendiri maupun para pengguna tenaga kerja PRT.

Diakui profesi sebagai PRT sangat rentan terhadap kasus kekerasan dan tindak kejahatan lainnya. Tetapi selama ini kasus-kasus yang melibatkan profesi PRT hanya diselesaikan secara kekeluargaan.

“Padahal kasus kekerasan atau tindak kejahatan lain tentu sudah masuk ranah hukum yang membawa konsekuensi berat. Bisa hukum pidana bisa pula perdata,” lanjut Giwo.

PARAMETER
Sulitnya RUU Perlindungan PRT diakui Giwo tak lepas dari belum adanya parameter yang jelas terkait aturan kerja PRT. Baik dari segi jam kerja, gaji maupun hak-hak PRT. Baik dari segi jam kerja, gaji maupun hak-hak PRT. Juga kewajiban yang harus diberikan oleh pemberi kerja sebagai majikan.

“Karena parameter dan deskripsi kerjanya dinilai tidak jelas, maka profesi PRT tidak masuk dalam UU Ketenagakerjaan,” tukasnya.

Diskusi melibatkan Jala PRT dan Komnas Perempuan itu diharapkan melahirkan ide-ide dan pemikiran cemerlang terkait apa saja komponen yang harus diatur dalam RUU Perlindungan PRT (faisal/si)

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...