Minggu, 30 November 2014

PENYIKSAAN PRT DI MENTENG DISELIDIKI

Semanggi, Warta Kota
Seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di kawasan perumahan elit di Jalan Maluku, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, melapor ke Polda Metro Jaya.

Pembantu bernama Nisa binti Muhima ini mengadu ke polisi bahwa dirinya telah dianiaya oleh majikannya pada Rabu (12/11) lalu.

Bukan cuma dipukul. Nisa juga mengaku disetrika tubuhnya dan disiram air panas oleh majikannya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, membenarkan pihaknya menerima laporan dari Nisa terkait penganiayaan itu.

Rikwanto mengatakan, dalam laporannya, Nisa mengadukan majikannya yang berinisial TC dan MJ.  

"Korban bekerja di tempat terlapor sejak tahun 1984 hingga Juli 2014, namun dua tahun terakhir tidak digaji, dan mengaku disiksa, jadi dia melarikan diri," ujarnya, Kamis (27/11).

Nisa melapor ke Polda Metro Jaya didampingi seorang pengacara dari Hartono and Law.  

Telah diperiksa
Menurut Rikwanto, Nisa buta huruf dan  baru bisa diperiksa penyidik pada Rabu (19/11) lalu.

Polisi akan memeriksa bukti-bukti dan saksi sebelum memanggil terlapor. Pasal yang dilaporkan oleh Nisa adalah Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dan Undang -Undang No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). (sab) 

PRT MIGRAN HARUS BERSERTIFIKAT

JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menargetkan pada tahun 2017 seluruh pekerja rumah tangga migran sudah mengalami reorientasi jabatan dari informal ke formal. Hal ini bertujuan agar pekerja tersebut berdaya saing dan memiliki posisi tawar lebih.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian  Ketenagakerjaan Reyna Usman dalam diskusi bertema  "Revitalisasi dan Perbaikan Tata Kelola Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri". di Jakarta, Senin  (17/11). Sejumlah persiapan peningkatan keahlian akan diserahkan kepada balai latihan kerja (BLK) dan lembaga kursus.

"Saat ini, lebih dari 200 BLK berdiri di daerah. Jumlah lembaga kursus keahlian juga masih belum dihitung secara rinci. Kami akan melakukan pemetaan jumlah keseluruhan BLK atau pun lembaga kursus terlebih dahulu," ujar Reyna. 

Bagi daerah yang belum memiliki BLK, pemerintah pusat akan mendirikannya. Lokasi BLK tidak boleh jauh dari kantong wilayah pemasok pekerja rumah tangga (PRT) migran. Setelah itu, akan dilihat program-program pelatihan BLK dan lembaga kursus tersebut. Calon PRT migran harus mengikuti pelatihan yang berbasis pada jabatan kerja mereka di negara tujuan, seperti pengasuh bayi, pengurus taman, dan juru masak.

"Mereka harus mendapatkan sertifikat atas keahlian yang diperoleh sesudah selesai mengikuti pelatihan," ungkap Reyna. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Tenaga Kerja Benny Soetrisno menyampaikan, perlu standar kompetensi bagi PRT migran yang akan diberangkatkan. Peran Badan Nasional Sertifikasi Profesi harus digiatkan. 

"Masyarakat ekonomi ASEAN dan pasar bebas global sudah di depan mata. Jangan sampai tenaga kerja Indonesia, baik PRT migran maupun tidak, kalah kompeten," tutur Benny.

Perlindungan
Namun, menurut Analis Kebijakan Migrant Care Wahyu susilo, perlindungan PRT tetap merupakan prioritas utama. Dia menilai sejauh ini produk legislasi lebih banyak berbicara soal penempatan. 

"Kami mendorong DPR segera meyelesaikan revisi Undang-Undang  Nomor 39  Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Undang-Undang ini masuk Prolegnas (Program Legislasi Nasional) sejak  2012. Kami harap bisa segera dipercepat pembahasannya," kata Wahyu.  

Selain undang-undang itu, pihaknya juga mendorong agar RUU Perlindungan PRT segera dibahas dan disahkan. Proses ratifikasi Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) 189 tentang Kerja Layak PRT juga harus segera diselesikan. Ratifikasi Konvensi ILO 189 menjadi payung hukum keberadaan RUU PRT. Dalam konvensi diatur mengenai hal-hak PRT.

Hal senada diungkapkan Koordinator For Migrant Indonesia Jamaludin Suryahadikusuma. "Perlindungan PRT migran sebelum diberangkatkan belum pernah dievaluasi," ungkapnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jamaludin melihat lembaga pengirim PRT migran sudah bersosialisasi ke sekolah menengah atas. "Tidak heran apabila kualitas latar belakang pendidikan PRT migran tetap saja kurang," ujarnya.   

Jamaludin menyebutkan, tenaga kerja Indonesia pada 2010 berjumlah 575.804 orang dan pada 2011 tercatat 586.802 orang. Tahun 2012, jumlahnya 494.609 orang dan tahun 2013 sebanyak 512.168.

Wahyu menambahkan, pemerintah perlu mengevaluasi perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) serta pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS).

Pada Maret 2014, pemerintah telah memberikan sanksi penskorsan terhadap 231 PPTKIS karena dinilai melanggar ketentuan UU No. 39/2004. (MED)

BUNUH PRT, SEKELUARGA JADI TERSANGKA

POLISI menetapkan empat tersangka yang masih satu keluarga, warga Jalan Beo, Kota Medan, Sumatera Utara, sebagai pelaku penganiayaan dan pembunuhan terhadap para pembantu rumah tangga (PRT) mereka. Satu pembantu dibuang dalam kondisi sudah tidak bernyawa di Kabupaten Karo dan tiga lainnya ditemukan terluka di rumah sang majikan.

Para pelaku terdiri dari Syamsul dan istrinya Radika, anak mereka M Tariq, dan Jakir, keponakan. Pembnatu yang tewas ialah Cici, 30, asal Jawa Tengah, Anis Rahayu, 25, Rukmiani, 42, dan Endang, 55, menderita luka.

"Ketiga korban yang menderita luka mengaku kerap dianiaya sang majikan dan keluarganya karena persoalan sepele. Mereka dianiaya dengan sejumlah benda tumpul atau perlengkapan rumah tangga lainnya," papar Kapolda Sumatera Utara Irjen Eko Hadi Sutejo, kemarin.  

Kasus ini terungkap saat Polresta Medan menggerebek rumah pelaku, karena diduga menjadi lokasi perdagangan manusia. Ketiga pembantu menginformasikan seorang rekan mereka tewas karena disiksa. (YN/PS/N-3) 

Kamis, 27 November 2014

2 PRT LAPORKAN MAJIKAN

SEMANGGI (Pos Kota) - Dua pembantu rumah tangga melaporkan majikannya ke Polda Metro Jaya. Mereka mengaku selama bekerja di sana kerap disiksa seperti disetrika maupun disiram pakai air panas. Mereka juga dipaksa makan daging babi.

Menurut keterangan, kedua korban Nurimah dan Nisa sudah melaporkan kasus ini  ke Polda Metro Jaya, 4 November lalu. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Kamis (27/11) menjelaskan, saat melapor, kedua korban datang didampingi kuasa hukumnya.  

Diungkapkan Rikwanto dalam laporan polisi kedua korban mengaku PRT di rumah TAC dan istrinya, MJ di Jalan Maluku, Menteng, Jakpus, sejak 1984. Selain disiksa, kata Kobmes Rikwanto, korban juga mengaku tak pernah digaji sejek 2 tahun belakangan. 

Lantaran tak sanggup menanggung derita, korban memilih kabur dari rumah majikannya itu. "Mereka kabur saat majikannya keluar rumah," lanjut Kombes Rikwanto.

MAKANAN HARAM
Sebagai pihak yang bertugas mengayomi masyarakat pelapor tetap diperiksa sebelum memanggil terlapor. Pasal yang akan dikenakan nanti bila memang terbukti adalah 351 KUHP tentang penganiayaan, dan UU KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga, red)," kata Rikwanto.

Saat ini, tim penyidik mengumpulkan saksi-saksi terkait kasus penganiayaan Nuri dan Nisa. Penyidik juga melakukan visum luka-luka yang terdapat di tubuh pelapor. 

Kuasa hukum Nisa, Hartono Tanoewidjaja menyatakan, majikan Nisa juga diduga melakukan penistaan agama. Selain diperlakukan kasar, Hartono menyebutkan korban juga pernah dipaksa memakan daging babi. "Padahal klien saya seorang muslim. dia juga dikurung dan disuruh berdiri di atas bangku sampai semalaman. Kami telah memiliki bukti-bukti serta hasil visum dari satu rumah sakit di Jakarta," katanya. (ian) 

Selasa, 25 November 2014

5TAHUN SIKSA PEMBANTU, TIGA JANDA DIBUI

KEBAYORAN BARU (Pos Kota) - Lima tahun menyiksa pembantu, tiga janda tua dijebloskan ke tahanan Polres Jakarta Selatan, Senin (10/11) siang. Selain disiksa, korban tidak pernah digaji dan sering disekap. 

Ketiga janda yang ditahan; Ny Arviyani, 65, Ny Aryanti, 54, dan Ny Adyar, 53. Mereka terancam melanggar pasal 170 KUHPdan pasal 44 UU RI No. 23 tahun 2014 Tentang KDRT dengan ancaman pidana 5 tahun penjara.

Korban, Nuryati, 20, lolos dari sekapan setelah ditolong warga dan polisi keluar dari rumah majikannya di Perumahan Reni Jaya, Blok Y 7, Kel. Benda, Pamulang.

Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat menjelaskan, motif penganiayaan karena pelaku kesal terhadapa pembantu yang katanya sering melakukan kesalahan. "Korban pernah tidak dikasih makan dan diikat. Selain itu, ia disundut pakai rokok disekujur  tubuh,"kata kapolres, Senin (10/11).

Dari hasil visum dokter, menunjukkan disekujur tubuh korban sampai kaki terdapat luka bakar sudah mengering. "Ini disesalkan, jangan sampai terjadi pada PRT yang lainnya. Kami imbau agar jika memiliki majikan bermain fisik segera keluar dari pekerjaan," ujar Wahyu Hadiningrat.

LAPORAN WARGA
Diberitahukan sebelumnya, Nuryati, asal Pemalang Jawa Tengah, disekap dan babak belur di sekujur tubuh karena mengalami  kekerasan fisik oleh majikannya.Kalau ini terungkap setelah petugas Polsek Pamulang mendapat laporan dari warga saat meminjam tangga, Rabu (5/11) lalu (Pos Kota, 6/11).

Akhirnya korban berhasil perawatan di rumah sakit. Wanita ini dijanjikan Rp350 juta per bulan, namun gaji tersebut tidak pernah diberi. Ia bahkan mengalami penyiksaan dianiaya, pakai gesper, lem, disundut pakai korek api dan disekap pakai tali. Polisi meringkus tersangka di perumahan Reny Jaya, Pamulang, setelah seminggu melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saki-saksi. (adjit/M1/yo/ird 

PEMBANTU BARU TIKAM MAJIKAN

RUSTI Sinaga,76, tewas dibunuh oleh Aminah, 30, pembantu rumah tangga yang baru sehari bekerja di rumahnya di Cluster Aralia Blok HY23/5 RT 1/17, Harapan Indah, Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. 

Rusti meningal saat hendak dilarikan ke RS Citra Harapan Bekasi. Menurut keterangan Kasubag Humas Polresta Bekasi, Iptu Makmur, perisiwa terjadi pada Sabtu (20/9), sekitar pukul 05.45 WIB. "Pembantunya menikam majikannya pada bagian leher menggunakan pisau dapur,"ungkapnya kemarin.

Aminah ditangkap pada malam hari seusai kejadian oleh warga, kemudian diserahkan ke Polsek Tarumajaya untuk menjalani proses penyelidikan. "Motifnya belum diketahui karena pelaku masih di RS Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk perawatan dan pemeriksaan kejiwaan dirinya," terangnya, Aminah  bekerja atas informasi suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan di sekitar tempat tinggal Rusti. (Gan/J-4)

Senin, 17 November 2014

Pembantu Berkomplot Mencuri dengan Kekasih. Harta Majikan Dipakai Foya-foya

CEMPAKA PUTIH (Pos Kota)-Wanita pembantu berkomplot dengan pacar membobol rumah majikan, diciduk di Tanjung Priok, Jumat (14/11). Harta curian habis dipakai buat berfoya-foya.

Tersangkla Wati, 23, asal Cirebon, diringkus dirumah kontrakan kekasihnya. Dia menggasak uang Rp 3 juta dan perhiasan emas 100 gram di rumah Ny. Lis, 42, majikan, di Cempaka Putih, Jakpus, Selasa (11/11). Hanya dalam tempo tiga hari duit dan perhiasan curian ludes. 

Wati baru seublan kerja di rumah itu. Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Tofiq, menyatakan Wati baru sebulan kerja di rumah Ny.Lis, atas rekomendasi pembantu lainnya, Rukmini, 31.

Rupanya Wati sudah merencanakan berbuat jahat. Saat majikan sedang pergi ke luar kota, Wati membobol lemari majikan dan mecari sejumlah harta benda.

SEMBUNYI DI TEMPAT PACAR
Petugas dipimpin Kanit Reskrim, AKP Supriyadi langsung menyelidiki kasus ini. Hingga akhirnya pada Jumat, sekitar pukul 08.00 polisi mendapat alamat kos pacar Wati di Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Setelah dicari-cari, petugas menemukan kos yang dihuni Luk, pacar Wati. Polisi pun menggerebek tempat kos tersebut didampingi pengurus RT setempat. Namun pacar Wati tidak ada di tempat. Diduga ia kabur setelah mengetahui tempat kosnya digerebek.

Menurut Wati, uang hasil kejahatan sebagian dipakai bersama pacarnya. "Emas juga sudah dijual. Uangnya sempat kami pakai untuk biaya pulang kampung menengok orangtua. Saya sekarang menyesal, "katanya. 

Wati dititipkan di LP Pondok Bambu, Jakarta Timur, sambil menunggu kelengkapan berkas karena di Polsek Cempaka Putih tidak ada sel wanita. "Kami masih memburu pacar Wati," tandas kapolsek. (silaen/yo/ird)

Rabu, 12 November 2014

PEMBANTU KABUR DARI RUMAH BULE

GAMBIR (Pos Kota) - Janda jadi pembantu kabur dari rumah majikan pria bule di Cipayung, Jakarta Timur, ditemukan warga tergeletak di jembatan Jalan Juanda, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (12/11) siang. Ia mengaku tak diberi makan dan diperlakukan tak manusiawi.

Roza, 28, asal Padang, Sumatera Barat, ditemukan pingsan dibawa ke Polsek Gambir. "Petugas menemukan tas berisi pakaian. Ia mengaku kabur dari rumah majikannya, " ujar petugas SPK Aiptu Suprayitno.

Setelah siuman, wanita ini mengaku baru seminggu bekerja. "Tak tahan Pak. Kerja di rumah bule di Cipayung, gaji kecil, kerjaan tidak sesuai. Bahkan, tak dikasih makan, makanya saya pilih kabur," kata Janda tanpa anak ini.

Menurut dia, sejak 25 Oktober lalu dia bekerja di sana dan akan digaji Rp 1 juta/bulan. Kenyataannya, ia diperlakukan kasar hingga membuatnya tak betah."Padahal istrinya orang Indonesia, tapi sikapnya kasar." 

Bermodal uang Rp 50 ribu, ia minggat dari rumah majikan. dia berjalan kaki hingga akhirnya sampai di kawasan Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat. (silaen/yo)

POLISI PERHATIKAN KEJIWAAN SUTINAH (PEMBANTU ATAU PEMBANTU RUMAH TANGGA ATAU PRT)

PENYIDIK Polresta Bekasi Kota akan melibatkan sejumlah psikiater untuk memeriksa kejiwaan Sutinah (23) tersangka pembunuh Jason Matthiew Simanjuntak (3).

"Ke depan akan kami libatkan saksi ahli dan juga psikolog untuk periksa kejiwaan tersangka," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto di Mapolresta Bekasi Kota, Rabu (12/11).
Menurut dia, kejiwaan tersangka perlu diperiksa secara intensif menyusul tindakan pembunuhan terhadap korbannya yang terbilang sadis. 
Sejumlah barang bukti yang disita polisi di antaranya sebilah pisau dapur, bantal dan selimut motif bunga dengan bercak darah.
"Tersangka kami jerat dengan dua pasal yakni Pasal 80 Ayat 3 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 dengan ancaman penjara maksimal 10 tahun dan Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara, "ujarnya. (Ant/mir)
 


Sutinah (Pembantu atau Pekerja Rumah Tangga (PRT) atau Asisten Rumah Tangga) Sembunyi di Kolong Rel. Pembunuh Bayi Jason DitangkapI

Jakarta, Warta Kota
DALAM pelarian usai membunuh bayi Jason Matthiew Simanjuntak (3), Sutinah (23) bersembunyi di kolong jembatan rel di dekat Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Sutinah mengamen di jalanan. Namun, keberadaan Sutinah terendus oleh petugas dari Polrestro Jakart Pusat.

"Anggota kami mencocokkan foto tersangka. Kebetulan tersangka suka berada di kolong rel KA dekat Istiqlal sehabis ngamen," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja, Rabu (12/11).

Seperti diketahui jajaran Resmob Polres Jakarta Pusat menangkap Sutinah di kolong rel dekat Masjid Istiqlal, Selasa (11/11) pukul 18.00. 

Sutinah, warga Karang Tengah RT 03/02, Karang Tengah, Banjarnegara, Jawa Tengah ini sebelumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) pasangan Janter Pinter Simanjuntak dan Elvin Sianipar yang berdomisili di Jalan Bintara 6,Gang Sawo RT 03/06, Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut didapat dari orangtua Janter-Elvin yang tinggal di Perumahan Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kabupaten Bekasi. Sutinah diduga kuat membunuh Jason pada Selasa, 21 Oktober 2014. Saat ditemukan pertama kali, kondisi Jason sungguh mengenaskan. Mukanya ditutupi bantal dan nadi tangan kirinya mengalami luka sayat.

Hanya karena kesal
Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, Ajun Komisaris Siswo mengatakan mengakui telah menganiaya Jason hingga tewas.  

"Kepada petugas, tersangka sudah terus terang mengakui perbuatannya membunuh korban dengan motif kesal karena perilaku korban yang nakal," katanya.  

Menurut polisi mengutip keterangan tersangka, korban rewel sehingga membuat kepalanya pusing dan membuatnya nekat membekap wajah korban dengan bantal sambil menekan di dadanya hingga korban tidak bernapas. 

"Lalu tersangka juga mengambil sebilah pisau dapur untuk memutus urat nadi bagian tangan kanan korban untuk memastikan Jason sudah meninggal," katanya. 

Usai menghabisi nyawa Jason, Sutinah pergi ke Stasiun Kranji arah Monas untuk menghadiri perayaan Pesta Rakyat pada malam harinya," katanya. 

Pada Senin, 20 Oktober 2014 malam ada konser yang digelar Slank. "Lalu tersangka tidur di Mondas. baru keesokan harinya, berangkat ke Jatinegara dan kembali ke Jakarta dengan tidur di emperan toko," katanya. 

Selama pelarian, Sutinah hidup secara gelandangan di Jakarta dan mencari uang dengan cara mengamen.

Hingga kini tersangka masih dalam proses pemeriksaan intensif Polresta Bekasi Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. (m2/Ant)

Minggu, 09 November 2014

PASUTRI MENCURI BERKEDOK PRT (PEMBANTU RUMAH TANGGA ATAU PEMBANTU)

Semanggi, Warta Kota
Masyarakat diimbau waspada jika mencari pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) melalui perusahaan jasa penyalur PRT (pembantu rumah tangga atau pembantu). Cek lebih dahulu profil perusahaan jasa penyalur PRT (pembantu rumah tangga atau pembantu) tersebut, apakah terdaftar atau tidak.

Kemarin, aparat Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya meringkus komplotan pencuri dengan modus operandi membuat jasa penyalur pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT). 

"Kelompok ini membuat seperti jasa penyalur pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT)," kata Direktur Reserse dan Krimanal Umum Polda Metero Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto, di Polda Metro Jaya, Selasa (28/10).

Sudah lima orang yang ditangkap. Kelimanya yakni M alias I, NK alias S, S, S alias G, S alias U. Kini, polisi masih memburu tiga orang anggota lainnya, yakni R,B dan C.

Terakhir kali, M dan teman-temannya beraksi di rumah korban berinisial LM, di Jalan Cempaka Raya, Sawah Barat, Jakarta Timur, 2 Oktober 2014.

Mereka berhasil menggasak harta benda milik LM senilai Rp 2 miliar dari brankas. Heru menjelaskan, tersangka M alias I dan tersangka NK adalah pasangan suami istri (pasutri).

Berbagi peran
Dalam aksinya, M berperan mengamati sekeliling loksi kejadianb, sedangkan NK menyamar sebagai pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) di rumah korban. NK melaporkan situasi dan memberikan informasi. 

"Kemudian S berperan sebagai sopir, kendaraan yang dipakai adalah mobil rental yang disewa. Kalau tersangka S alias G spesialis pembuka brankas dan tersangka S alias U adalah penadah," papar Heru. 

Setelah dilakukan penyelidikan, tim reserse Ditreskrimum Polda Metro Jaya akhirnya menangkap sindikat ini pada 22 Oktober di beberapa tempat berbeda. Mulai dari Batang, Jawa Tengah; Pondok Aren, Tangerang Selatan; dan Depok.

Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa yang diduga kuat digunakan dan sebagian hasil dari kejahatannya. seperti delapan unit telepon genggam, tiga buah cincin emas, satu untaian kalung emas, dua buah liontin, tiga dompet, satu buah cash box, satu buah brankas, dan satu buah linggis. 

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman paling lama 9 tahun penjara. (sab)

ANAK BALITA ITU TEWAS DIBUNUH PEMBANTU (PEMBANTU RUMAH TANGGA ATAU PRT)

Sungguh tragis nasib anak laki-laki berusia 3,5 tahun di Bekasi Barat, Kota Beksi. Anak balita bernama Jason itu tewas kehabisan darah setelah urat nadinya dipotong pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) yang menjaganya. 

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pelaku perbuatan keji itu diduga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) yang mengasuh anak balita itu. Penganiayaan yang berujung tewasnya anak balita tersebut baru diketahui orangtua bayi itu pada Selasa (21/10) sekitar pukul 00.30 saat mereka pulang kerja. 

"Pelakunya diduga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT), namanya Sutinah (20)," kata Rikwanto.

Peristiwa itu terjadi saat korban ditinggal bersama pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) oleh orangtuanya untuk bekerja. Saat orangtuanya pulang kerja, ia melihat korban dalam posisi tertidur, sedangkan pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) sudah tidak ada di rumah itu. Kepala anak balita tersebut tertutup bantal.

"Orangtua korban tidak melihat pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) di rumah tersebut," ujar Rikwanto. 

Betapa kagetnya sang orangtua anak itu saat mengetahui anaknya terbaring dengan bersimbah darah. Saat itulah, orangtua korban melihat tangan kanan anaknya telah tersayat benda tajam.

"Pelaku diduga menyayat tangan kanan korban dengan menggunakan senjata tajam. Korban diduga meninggal karena kehabisan darah," ungkap Rikwanto.

Orangtua korban pun langsung berteriak histeris meminta tolong warga. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, tetapi korban sudah meninggal.

Mendapat laporan peristiwa itu, polisi segera melakukan penyelidikan di tempat kejadian. Di rumah itu, polisi mendapati barang-barang yang hilang. Alat yang digunakan untuk menyayat tangan korban juga belum ditemukan polisi.

Rikwanto mengatakan, keberadaan pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) yang diduga menjadi pelaku masih diburu oleh polisi.

"Pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) ini baru 10 hari bekerja di rumah itu. masih dilakukan pencarian karena setelah peristiwa itu, pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut tidak berada di lokasi," ujarnya.

Polisi lantas menghubungi pihak-pihak yang menjadi sponsor atau pihak yang mengenalkan pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut dengan orangtua korban. Polisi telah memeriksa sejumlah pihak, di antaranya pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu.

Rikwanto menyebutkan, pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu didapat oleh orangtua korban dari nenek korban. Sementara nenek korban mendapatkan nama pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut dari seseorang yang mendapatkannya dari pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut.

"Pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu bernama Yadi. Mereka belum lama pacaran, baru sekitar satu bulan," kata Rikwanto.

Kepada pacarnya, pelaku menyebutkan sedang membutuhkan pekerjaan sehingga pacarnya itu kemudian mencarikan pekerjaan sebagai pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT).

Polisi belum menemukan motif pelaku nekat melakukan perbuatan sadis tersebut. Polisi baru mendapat keterangan dari pacar pelaku.

"Untuk motif belum diketahui karena pelaku masih belum tertangkap," kata Rikwanto.

Rikwanto mengimbau agar pasangan atau keluarga yang tengah mencari pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) untuk lebih waspada. Orang yang membutuhkan tenaga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) diharapkan tidak segan-segan menelusuri atau meneliti latar belakang calon pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut.

"Kalau menerima pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) atau pengasuh harus jelas. Pastikan alamat di KTP itu benar. Siapa keluarganya, seperti orangtuanya. Usahakan untuk dapat menyimpan foto pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut," ujar Rikwanto. (RTS/RAY)     

5 TAHUN DIPERBUDAK PRT (PEMBANTU RUMAH TANGGA ATAU PEMBANTU) DIBEBASKAN WARGA

PAMULANG (Pos Kota) - Praktik perbudakan ternyata masih terjadi di era reformasi ini. Seorang wanita diperlakukan tak manusiawi oleh majikannya. Kerja sebagai PRT (pembantu rumah tangga atau pembantu) 5 tahun tak digaji. Bikin kesalahan langsung digebuki sampai babak belur.

Saat warga dan polisi datang untuk membebaskan Nuryati, 20, di Perumahan Reni Jaya, Pamulang, Tangsel, Rabu (5/11) malam, kondisi korban sangat mengenaskan.

Korban disekap dalam kamar dengan kondisi kedua tangan terikat. Tubuh dan wajahnya terdapat luka memar.

Didiuga wanita asal Pemalang, Jawa Tengah, itu kerap menerima kekerasan fisik dari majikan pasangan Hj. Adyar, 40, Aryanti, 40, dan anaknya, Arviyani, 20.

"Korban sering dianiaya pelaku menggunakan gesper, "kata Kanit IV PPA Polres Jaksel, Iptu Nunu, Kamis (6/11). "Nuryati sudah lima tahun bekerja di tempat itu sebagai pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT)."

DIHALANGI KERABAT
Terungkapnya aksi sadis pelaku  berawal dari kecurigaan warga setempat yang kerap melihat korban dalam kondisi mengenaskan. Puncaknya ketika memergoki korban dalam kondisi lebam dan memar di bagian matanya.

Warga kemudian berinisiatif melaporkan kecurigaan itu ke Polsek Pamulang. Selanjutnya, bersama ketua RT setempat, Ahmad Syaifurkoni dan sejumlah warga, petugas menggerebek rumah tempat korban bekerja di Perumahan Reni Jaya, Blok Y7, RT 02/12, Kel. Benda, Pamulang.

Kedatangan polisi dan warga sempat dihalangi kerabat keluarga pelaku yang mengatakan tidak ada persoalan dengan korban. Bahkan disebutkan saat itu Nuryati akan pulang kampung.

Namun tindakan itu tak menghalangi niat petugas dan warga untuk menemui korban. Akhirnya Nuryati pun ditemukan di sebuah kamar yang terkunci.

Dengan kondisi terikat, Nuryati terlihat lemah. Tubuhnya dipenuhi luka. Selanjutnya oleh petugas korban dibawa ke Polres Jaksel bersama ketiga pelaku dari rumah kontarakan itu.

TAK DIBERI MAKAN
Korban kerap menerima kekerasan fisik jika melakukan kesalahan dalam bekerja. "Sering juga korban tak diberi makan," kata Iptu Nunu.

Kehadiran Nuryati di rumah itu berawal dari pertemuan di kawasan Kota, Jakarta Barat lima tahun lalu. Saat itu Nuryati ditawari bekerja sebagai pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) dengan dijanjikan akan digaji sebesar Ro 350 ribu setiap bulannya. Pembayaran gaji sebelumnya disepakati akan dibayarkan setelah korban sudah bekerja selama lima bulan. "Namun sampai sekarang  korban tak pernah mendapat gajinya, " kata Iptu Nunu. (yh/o)   

Senin, 03 November 2014

BALITA TEWAS DISAYAT PEMBANTU

BALITA 3,5 tahun Mathew Jason Simanjuntak tewas setelah tangan kananya luka tersayat. Dia diduga disiksa hingga meninggal oleh seorang pembantu rumah tangga yang baru 10 hari bekerja di rumahnya di Kampung Bintara 6, RT 03 RW 06, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (21/10) dini hari.

Putra semata wayang Janter Simanjuntak, 32, dan Eveline Sianipar, 28, itu ditemukan sudah tak bernyawa di dalam kamar yang terletka di lantai dua rumahnya.

Pergelangan tangan kanan korban disayat nyaris putus dan baru diketahui pukul 00.30 WIB, saat orangtua pulang bekerja. Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Siswo mengaku nama pembantu itu belum diketahui karena menurut orangtua korban, pembantu itu tak mau memberikan namanya, hanya ingin dipanggil 'embak'. 

"Eveline dikenalkan oleh mertuanya berinisal AM yang dekat dengan pembantu tersebut," katanya. (Gan/j-4)

JANGAN RAGU AJAK 'SELFIE' PRT

Semanggi, Warta Kota
Banyaknya kasus kriminal yang dilakukan pembantu rumah tangga (PRT) semakin meresahkan. selain melakukan pencurian, PRT juga ada yang membunuh anak majikannya, seperti yang terjadi di Bekasi.

Untuk mengantisipasi kemungkian PRT melakukan kejahatan, masyarakat diminta mengetahui benar-benar latar belakang PRT

Kepala bidang Humas Polda Rikwanto, mengatakan, sebelum menerima PRT bekerja, calon majikan harus tahu betul identitas PRT.

"Minimal ada KTP, KK, atau akta kelahirannya, di mana alamatnya, lalu kalau perlu sambangi ke rumahnya. Lalu jangan ragu foto PRT tersebut, kalau perlu ajak selfie foto bersama," ujar Rikwanto, Minggu (26/10).

Dikatakan Rikwanto, foto akan memudahkan polisi jika nantinya PRT tersebut diketahui menggunakan KTP atau alat identitas palsu. Jika identitas palsu, dan foto juga tidak ada, maka untuk melacaknya cukup sulit.

Kesulitan
Hingga kini, polisi Polsektro Menteng masih mencari pembantu Listiawan Widiatmoko yang dicurigai sebagai percuri perhiasan emas senilai Rp 1 miliar.

Polisi sudah memeriksa pembantu mertua Listiawan. Namun, kata Kapolsektro Menteng, Ajun Komisaris Besar, Gunawan, polisi minim petunjuk sehingga pelaku sulit ditemukan.  

"keterangan dua orang saksi yang kita minta keterangan masih kurang jelas. Hingga pada akhirnya kami mengalami kebuntuan. Sulit lantaran minim petunjuk," ucap Gunawan, saat dikonfirmasi. (sab/m2)

Dua PRT yang Masih Diburu Polisi:
1. Kasus pembunuhan oleh PRT di Bekasi, seorang PRT membunuh Jason Mathew, bayi laki-laki, berusia 3,5 tahun. Jason ditemukan sudah tak bernyawa oleh ibu kandungnya pada Selasa (21/10) sekitar pukul 00.30. Jason ditemukan dalam kondisi wajah ditutupi bantal dan nadi tangan kirinya mengalami luka sayat. Jason adalah putra dari pasangan Janter Pieter Simanjuntak dan Evelin Sianipar. Hingga kini Tinah masih dikejar polisi.

2. Jumat pekan lalu seorang PRT mengaku bernama Siti yang baru kerja satu malam menggondol perhiasan majikannya senilai Rp 1 miliar di Menteng, Jakarta Pusat. Siti kini masih diburu.  

HATI-HATI MENERIMA PEMBANTU RUMAH TANGGA

Keluarga yang membutuhkan jasa atau tenaga pembantu rumah tangga patut waspada. Belakangan ini, makin marak saja kejahatan yang terkait dengan kehadiran pembantu dalam rumah. Kasusnya bisa  berupa pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan. 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto, Selasa (28/10), mengingatkan pentinganya mengetahui identitas calon pembantu rumah tangga (PRT) yang hendak direkrut.Usahakan untuk mendapatkan foto, mengetahui latar belakangnya, orangtuanya, atau keluarga asalnya, sehingga ada yang bisa dihubungi jika terjadi sesuatu.

Heru juga mengimbau warga yang hendak mencari pembantu lewat perusahaan penyalur agar memastikan legalitas perusahaan tersebut. Pasalnya, sejumlah kelompok penjahat berkedok sebagai perusahaan jasa penyalur pembantu

"Apabila menggunakan jasa penyalur pembantu, cek legalitasmya, bisa saja penyalurnya ini palsu," tambah Heru.

Pekan lalu, Bekasi digegerkan oleh seorang PRT yang diduga membunuh secara sadis anak balita laki-laki berusia 3 tahun 6 bulan. Anak balita malang tersebut dibunuh dengan  cara disayat urat  nadi pada lengan kanannya dengan pisau oleh PRT yang baru bekerja 10 hari. Hingga kemarin, polisi masih mencari jejak dan lokasi pelarian pembantu bernama Sartinah (23) tersebut.

Kelompok penjahat berkedok pembantu juga mengincar harta warga yang tengah membutuhkan jasa PRT. Dua kelompok telah diringkus polisi, tetapi sindikat lain diduga masih berkeliaran.

Heru Pranoto menyebutkan, anak buahnya telah meringkus delapan tersangka dari dua kelompok berbeda. Pelaku pura-pura sebagai PRT.

"Dua kelompok dengan modus mirip ditangkap. Kelompok satu modusnya memasukkan seorang perempuan berpura-pura sebagai PRT ke keluarga yang membutuhkan. Pembantu ini lalu melapor ke kelompoknya tentang kondisi rumah sebelum melakukan pencurian," kata Heru.

Tiga orang ditangkap, yakni Y alias N, A alias AP, dan S alias SR. Korbannya adalah seorang warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan kerugian Rp 100 juta. 

Kelompok kedua yang diringkus berkedok sebagai jasa penyalur pembantu, tetapi modusnya mirip.

"Setelah seorang anggota perempuan disalurkan sebagai pembantu, lalu melapor ke kelompoknya mengenai kondisi rumah sebelum melakukan pencurian harta benda," ujar Heru.

Lima anggota kelompok ini telah diringkus. Mereka adalah MU alias IM, SU, GI, UD, dan NA alias SE, perempuan yang berperan sebagai pembantu. Tiga anggota kelompok ini masih buron, yakni RO, BE, dan CI.  

Kelompok ini mengasak harta senilai lebih dari Rp 2 miliar dari seorang warga di Jalan Cempaka Raya, Sawah Barat, Jakarta Timur, pada 2 Oktober lalu. Menurut Heru, penangkapan para tersangka dilakukan  pada 22 Oktober dan 24 Oktober lalu di sejumlah tempat persembunyian mereka.

Polisi memang menjadi mitra masyarakat dalam penanganan kriminilatas, termasuk jika kasusnya melibatkan PRT, Namun, akan lebih baik jika langkah antisipasi sudah dilakukan oleh setiap rumah tangga. (RA)     

PENGASUH DAN BALITA DITUSUK PENJAHAT

SUKABUMI (Pos Kota) - aksi kriminalitas di siang bolong terjadi di Sukabumi. Rumah dokter di kawasan elit Perumahan Pesona Pangrango, Blok F No. 18 disatroni penjahat. Tragisnya, seorang pengasuh bersama bayi yang diasuhnya luka parah terkena tusukan pisau pelaku, Jumat (31/10).

Aksi tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 saat rumah itu hanya dihuni pembantu rumah tangga, Oki Wahyuningsih, 17, yang tengah mengasuh balita Kesia Yasmin,3. 

Tiba-tiba datang seseorang yang mengaku pengantar paket. Malah, sempat korban dan pelaku berbincang-bincang.

Entah kenapa, tiba-tiba pelaku langsung menusuk korban menggunakan pisau dapur yang dibawanya. Akibat, pembantu tesebut terluka di pergelangan tangan kanan serta pinggang sebelah kiri terkena tusukan.

LARI KE MESJID
Malah, balita Kesia yang tengah diasuh juga menjadi bulan-bulanan pelaku. Sang bayi dipukul menggunakan benda keras di bagian kepala dan wajah. Setelah melakukan aksinya, pelaku kabur. 

Korban Oki yang bersimbah darah berlari ke arah mesjid meminta pertolongan warga yang baru bubaran salat Jumat. Warga kemudian membawa pembantu dan balita yang terluka ke RSUD Syamsudin.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Sulaeman menyebutkan, hasil identifikasi petugas di lokasi belum ada barang yang hilang.

"Barang bukti yang ditemukan pisau dapur dan cobek batu yang diduga digunakan pelaku menganiaya korban. Masih kami selidiki. Diduga kuat tersangka  bermaksud mencuri tapi rumah ada penghuninya," kata AKP Sulaeman. (ds)

WANITA PEMBANTU (PEMBANTU RUMAH TANGGA ATAU PRT) BAWA KABUR EMAS SENILAI RP 100 JUTA

KALIDERES (Pos Kota)- Ditinggal pergi majikan ke Bandung, wanita pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) baru 2 hari bekerja kabur setelah menggasak perhiasan emas senilai Rp 100 juta dari rumah majikan di Perumahan Citra 2 Blok 01 No. 19, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (2/11).

Ernawati, 25, asal Purbalingga, Jawa Tengah, masih diburu anggota Reskrim Polsek Kalideres dan Unit Jatanras Polres Metro Jakarta Barat.

Menurut pemilik rumah, Amandri, SH, saat melapor ke Polsek Kalideres, ia bersama keluarganya sejak Sabtu (1/11) sekitar pukul 09.00, berangkat ke Bandung. rumah hanya ditunggui wanita pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT). 

Alangkah terkejutnya ketika pulang dari Bandung, rumah tidak ada yang menunggu. Pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tak terlihat. "Saya melihat ruangan kamar dan lemari berantakan. Sejumlah perhiasan emas senilai Rp 100 juta raib," kata pemilik rumah kepada polisi. Ernawati diperkirakan tidak sendirian, dia berkomplot dengan penjahat. (warto/ian/o)

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...