Sungguh tragis nasib anak laki-laki berusia 3,5 tahun di Bekasi Barat, Kota Beksi. Anak balita bernama Jason itu tewas kehabisan darah setelah urat nadinya dipotong pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) yang menjaganya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pelaku perbuatan keji itu diduga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) yang mengasuh anak balita itu. Penganiayaan yang berujung tewasnya anak balita tersebut baru diketahui orangtua bayi itu pada Selasa (21/10) sekitar pukul 00.30 saat mereka pulang kerja.
"Pelakunya diduga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT), namanya Sutinah (20)," kata Rikwanto.
Peristiwa itu terjadi saat korban ditinggal bersama pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) oleh orangtuanya untuk bekerja. Saat orangtuanya pulang kerja, ia melihat korban dalam posisi tertidur, sedangkan pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) sudah tidak ada di rumah itu. Kepala anak balita tersebut tertutup bantal.
"Orangtua korban tidak melihat pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) di rumah tersebut," ujar Rikwanto.
Betapa kagetnya sang orangtua anak itu saat mengetahui anaknya terbaring dengan bersimbah darah. Saat itulah, orangtua korban melihat tangan kanan anaknya telah tersayat benda tajam.
"Pelaku diduga menyayat tangan kanan korban dengan menggunakan senjata tajam. Korban diduga meninggal karena kehabisan darah," ungkap Rikwanto.
Orangtua korban pun langsung berteriak histeris meminta tolong warga. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, tetapi korban sudah meninggal.
Mendapat laporan peristiwa itu, polisi segera melakukan penyelidikan di tempat kejadian. Di rumah itu, polisi mendapati barang-barang yang hilang. Alat yang digunakan untuk menyayat tangan korban juga belum ditemukan polisi.
Rikwanto mengatakan, keberadaan pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) yang diduga menjadi pelaku masih diburu oleh polisi.
"Pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) ini baru 10 hari bekerja di rumah itu. masih dilakukan pencarian karena setelah peristiwa itu, pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut tidak berada di lokasi," ujarnya.
Polisi lantas menghubungi pihak-pihak yang menjadi sponsor atau pihak yang mengenalkan pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut dengan orangtua korban. Polisi telah memeriksa sejumlah pihak, di antaranya pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu.
Rikwanto menyebutkan, pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu didapat oleh orangtua korban dari nenek korban. Sementara nenek korban mendapatkan nama pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut dari seseorang yang mendapatkannya dari pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut.
"Pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu bernama Yadi. Mereka belum lama pacaran, baru sekitar satu bulan," kata Rikwanto.
Kepada pacarnya, pelaku menyebutkan sedang membutuhkan pekerjaan sehingga pacarnya itu kemudian mencarikan pekerjaan sebagai pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT).
Polisi belum menemukan motif pelaku nekat melakukan perbuatan sadis tersebut. Polisi baru mendapat keterangan dari pacar pelaku.
"Untuk motif belum diketahui karena pelaku masih belum tertangkap," kata Rikwanto.
Rikwanto mengimbau agar pasangan atau keluarga yang tengah mencari pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) untuk lebih waspada. Orang yang membutuhkan tenaga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) diharapkan tidak segan-segan menelusuri atau meneliti latar belakang calon pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut.
"Kalau menerima pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) atau pengasuh harus jelas. Pastikan alamat di KTP itu benar. Siapa keluarganya, seperti orangtuanya. Usahakan untuk dapat menyimpan foto pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut," ujar Rikwanto. (RTS/RAY)
"Pelaku diduga menyayat tangan kanan korban dengan menggunakan senjata tajam. Korban diduga meninggal karena kehabisan darah," ungkap Rikwanto.
Orangtua korban pun langsung berteriak histeris meminta tolong warga. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, tetapi korban sudah meninggal.
Mendapat laporan peristiwa itu, polisi segera melakukan penyelidikan di tempat kejadian. Di rumah itu, polisi mendapati barang-barang yang hilang. Alat yang digunakan untuk menyayat tangan korban juga belum ditemukan polisi.
Rikwanto mengatakan, keberadaan pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) yang diduga menjadi pelaku masih diburu oleh polisi.
"Pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) ini baru 10 hari bekerja di rumah itu. masih dilakukan pencarian karena setelah peristiwa itu, pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut tidak berada di lokasi," ujarnya.
Polisi lantas menghubungi pihak-pihak yang menjadi sponsor atau pihak yang mengenalkan pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut dengan orangtua korban. Polisi telah memeriksa sejumlah pihak, di antaranya pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu.
Rikwanto menyebutkan, pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu didapat oleh orangtua korban dari nenek korban. Sementara nenek korban mendapatkan nama pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut dari seseorang yang mendapatkannya dari pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut.
"Pacar pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) itu bernama Yadi. Mereka belum lama pacaran, baru sekitar satu bulan," kata Rikwanto.
Kepada pacarnya, pelaku menyebutkan sedang membutuhkan pekerjaan sehingga pacarnya itu kemudian mencarikan pekerjaan sebagai pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT).
Polisi belum menemukan motif pelaku nekat melakukan perbuatan sadis tersebut. Polisi baru mendapat keterangan dari pacar pelaku.
"Untuk motif belum diketahui karena pelaku masih belum tertangkap," kata Rikwanto.
Rikwanto mengimbau agar pasangan atau keluarga yang tengah mencari pembantu rumah tangga (pembantu atau PRT) untuk lebih waspada. Orang yang membutuhkan tenaga pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) diharapkan tidak segan-segan menelusuri atau meneliti latar belakang calon pembantunya (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut.
"Kalau menerima pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) atau pengasuh harus jelas. Pastikan alamat di KTP itu benar. Siapa keluarganya, seperti orangtuanya. Usahakan untuk dapat menyimpan foto pembantu (pembantu rumah tangga atau PRT) tersebut," ujar Rikwanto. (RTS/RAY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar