Kamis, 25 Desember 2014

RUMAH DIGEREBEK, PENGUSAHA DITANGKAP. 3 WANITA PRT DISIKSA MAJIKAN

TANJUNG PRIOK (Pos Kota) - Penyiksaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) kembali terjadi. Kali ini menimpa tiga wanita yang bekerja di rumah pengusaha konveksi Sunter Agung, Tanjung Priok.

Mereka mengaku kerap dipukul majikan. Polisi yang mendapat laporan, langsung menggerebek rumah mewah tersebut, Kamis (18/12) malam.

Penggrebekan yang dilakukan aparat Polsek Tanjung Priok berawal dari laporan Yani,39,satu dari tiga PRT yang menjadi korban.

Perempuan asal Cianjur itu nekat kabur dari rumah tempatnya bekerja di Perumahan Agung Indah, Blok L, Sunter Agung, Tanjung Priok lantaran tak kuasa menahan derita, disiksa sang majikan.

"Yang memukul majikan perempuan, kata Yani yang mengalami lebam di matanya. Yani yang baru 12 hari kerja itu berhasil keluar dari rumah tersebut dengan cara melompat pagar samping  rumah."Dari dalam rumah saya pecahin kaca jendela depan. karena semua pintu dikunci dari luar. Setiap hari kita memang disekap di dalam rumah, "katanya lagi.

Setelah melompat pagar, Yani kemudian mendatangi petugas keamanan perumahan yang bernama Udin. Selanjutynya oleh Udin, Yani diantar ke kantor polisi.



TAK DIGAJI
Aparat Polsek Tanjung Priok yang menerima laoran, malam itu juga langsung melakukan penggerebekan.  Dari rumah itu, petugas kembali mengamankan dua PRT lain, Asih, 20, dan Resti, 19. Keduanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, luka lebam dan memar menghias di sekujur tubuhnya.

Kedua PRT yang juga berasal dari Cianjur itu mengaku kerap mendapat pukulan dari majikannya. "Dipukul kalau kerjaan mencuci atau menyeterika dianggap lama, papar Asih yang mengaku diamini gaji oleh majikan sebesar Rp1 juta."Tapi kita selama ini belum pernah menerima gaji," kata Asih yang sudah 3 bulan bekerja di rumah itu.

Dari penggerebekan iut, petugas mengamankan majuikan korban, pasangan PH, 40, dan SN, 50. Dari informasi yang dihimpun, di kediaman itu pemilik rumah kerap berganti PRT, diduga para pembantu yang bekerja tak kuat lantaran sering berganti PRT, "kata Udin.  (ilham/yh/o)

PEMERINTAH DORONG BAHAS RUU PRT

PEMERINTAH menyatakan akan mendorong kembali pembahasan Rancangan Undang-Undang Pembantu rumah Tangga (RUU PRT) dengan Komisi IX DPR RI. Pembahasan diperlukan lantaran tindak penganiayaan pada PRT semakin marak belakangan ini.

"Nanti setelah bisa berkonsultasi lagi dengan DPR, saya bakal dorong agar pembahasan RUU PRT itu dilanjutkan, "ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan  dan Perlindungan anak Anak Yohana Yambise  di Jakarta, kemarin.

Pada kesempatan tersebut, Yohana juga mengaku prihatin dengan sejumlah peristiwa penganiayaan terhadap PRT baru-baru ini. Peristiwa amat tragis terjadi di Medan setelah petugas kepolisin menggerebek rumah penyalur tenag kerja CV Maju Jaya di Jalan Beo simpang Jalan Angsa, akhir bulan lalu.

Dari rumah milik Syamsul Awar tersebut, diselamatkan tiga PRT perempuan asal Malang, Demak, dan Madura dalam kondisi luka-luka. Pada penyidikan selanjutnya, Syamsul diketahui telah membunuh dua PRT lainnya hanya karena alasan sepele.

Kemudian, pada minggu lalu lagi-lagi terjadi penganiayaan PRT yang bernama Rohayati. Perempuan berusia 18 tahun itu dipukuli selama setahun oleh majikannya di Perumahan Bumi Alam Indah, Blok B, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.

Komisioner Komisni Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Sri Nurherawati meyatakan PRT amat rentan mengalami tindak penganiayaan karena mereka belum terakomodasi dalam UU Ketenagakerjaan.

Ia juga menyesalkan ketidakseriusan pemerintah dalam merampungkan RUU PRT. Padahal sejak 2010, RUU itu sudah masuk program legislasi nasional.

Anggota Komisi IX DPR RI Marwan Dasodang menyampaikan kasus-kasus yang terjadi belakangan tersebut bakal menjadi masukan bagi pembahasan sejumlah regulasi yang masuk RUU PRT. Nantinya, kata dia, ada pasal-pasal yang melindungi PRT, termasuk soal jaminan penghasilan, hak cuti, dan jam kerja mereka. (Tlc/H-2)      

Bayi 9 Bulan Tewas Dianiaya, Pelaku Diduga Pembantu

DEPOK (Pos Kota)-Bayi laki-laki 9 bulan tewas diduga dianiaya wanita pembantu di Kelapa Dua, Kel. Tugu, Kec. Cimangais, Kota Depok, Kamis (25/9) pagi. Korban luka di pangkal kepala bagian belakang. 

Kematian Akhtar Muammar Natiq membuat sang ibu, Ny Lalily Arfah, 40, pingsan. dipapah keluarga karena tidak kuat menerima kematian  anak bungsunya. Suaminya, Royan Anwar, 43, juga tampak sangat terpukul namun masih berusaha tegar. 

Korban diketahui meninggal secara tak wajar setelah petugas rumah sakit memeriksa jenazah. dijumpai luka lebam di bagian pangkal kepala belakang. Penemuan ini langsung dilaporkan ke orang tua Akhtar, diteruskan ke polisi.

"Hasil rontgen dari rumah sakit menyebut korban mengalami luka lebam di bagian belakang kepala dan tempurung kepala juga pecah. Diduga korban meninggal akibat dianiaya," ujar Paur Humas Polresta Depok, Ipda Bagus Suwardi.

ALAMI KEJANG-KEJANG
Bayi malang itu sehari-hari dijaga oleh pembantu di rumah bernama Dit, 33. Ketika ibu korban pergi menjemput anaknya yang lain ke sekolah, korban selalu berdua dengan pembantu.

Rabu (24/9) Akhtar mengalami kejang-kejang saat berada di rumah. Keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit (RS). Setelah mendatangi 4 RS, korban dirujuk ke RS Harapan Kita, Jakarta, namun nyawanya tak tertolong lagi.

"Korban melaoporkan kasus penganiayaan anak di bawah umur Pasal 80 UU RI No. 23 Tahun 2002. Pelapor melaporkan pembantu tersebut ke Polres Depok, "ungkap Ipda Bagus Suwardi. 

EMPAT RUMAH SAKIT
Kakek korban Asmat, 70, mengatakan setelah peristiwa itu Ny. Lalily mengalami shok berat dan belum dapat diajak bicara. "Sehari-hari dia mengajar di salah satu STM di Jakarta,"ujarnya saat ditemui di Jalan Akses UI Gg. H. Djamin RT 05/09, Kel Tugu, Kec.Cimanggis, Kota Depok.  

Asmat menduga pembantu yang membuat cucunya sampai meninggal. "Selama ini cucu saya selalu dijaga sama pembantu saat ibunya mengajar ke sekolah. Ada kecurigaan korban terjatuh," katanya.  

Namun pada saat ditanya ke pembantu, dia menyangkal dan tak pernah menyiksa atau membuatnya terjatuh dalam rumah. "Pembantu yang dipekerjakan di rumah anak saya diambil dari warga sekitar. Kami berharap polisi bisa mengusut tuntas kasus ini, " ujarnya. (angga/yo/o)

LANTAI RUMAH SYAMSUL DIBOINGKAR, JASAD PRT TAK DITEMUKAN

MEDAN (PosKota) - Meski tiga hari dilakukan pembongkaran lantai rumah Syamsul Anwar, tersangka penganiaya pembantu, namun tim gabungan Dinas Bina Marga dan polisi tidak menemukan jasad korban PRT yang diduga dikuburkan tersangka. 

Petugas sudah menggali lubang di 5 titik di lantai rumah di Jalan Beo, Medan. Padahal petugas sudah mendatangkan mesin pemecah batu dan penyedot lumpur. 

Sejauh ini petugas hanya menemukan celana dalam, selendang, dan benda kecil yang disebut mirip tulang. "Benda putih itu sudah dikirimkan ke tim DVI Biddokkes Polda Sumut, "kata Kapolresta Medan, Kombes Nico Afinta, kemarin. Namun penggalian belum dihentikan meski polisi fokus melakukan penyidikan terhadap ketujuh tersangka. (samosir/ds)

POLISI TEMUKAN TULANG DI RUMAH PENYIKSA PRT

Aksi bengis Syamsul Anwar dan enam anggota keluarganya yang mengubur pembantu rumah tangga di rumah  mulai terungkap. Kemarin, polisi menemukan 23 tulang dan gigi, serta sejumlah pakaian dalam wanita, yang dikubur di salah satu sudut rumah di Jalan Beo  Kota Medan, Sumatra Utara itu.

Sebelumnya, selama dua hari menggali, tim gabungan Polresta Medan tidak menemukan benda yang mengarah kepada adanya korban yang dikubur. "Hari ini, tulang belulang ditemukan di lokasi  ketiga, "ujar Kapolda Sumatra Utara Irjen Eko Hadi Sutedjo, kemarin.  

Untuk memastikan potongan tulang itu ialah korban, pihaknya akan melakukan pemeriksaan DNA. "Kami akan memeriksa keluarga korban dan mengonfirmasi saksi-saksi."

Pemanggilan akan dilakukan terhadap keluarga berdasarkan KTP yang banyak ditemukan di rumah Syamsul. "Semua kemungkinan akan diselidiki, termasuk adakah tindakan mutilasi, atau kemungkinan Syamsul dan keluarganya adalah psikopat, "tandas Kapolda.

Rumah Syamsul Anwar diketahui sebagai tempat penampungan dan penyaluran tenaga penata laksana rumah tangga. Polisi menyatroni rumah itu, karena mendapatkan informasi adanya perdagangan manusia.

Di dalam  rumah petugas  mendapati ada tiga pembantu rumah tangga yang kondisinya mengenaskan karena sering disiksa. Mereka juga bersaksi bahwa dua rekannya dihabisi Syamsul dan keluarganya.

Kedua korban yang dibuang akhirnya ditemukan. Tubuh Cici yang sudah tidak bernyawa berada di Kabupaten Karo, dan Yanti dihanyutkan di Sungai Deli. Saksi juga melaporkan adanya korban yang  dibunuh dan dikubur di dalam rumah.

Peristiwa di Jalan Beo itu membuat H Jumadi, anggoata Komisi B DPRD Medan, berang. Ia menuding Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan teledor mengawasi tempat penampungan dan penyalur tenaga kerja.

"Dalam peristiwa ini terlihat, keberadaan dinas sosial dan tenaga kerja tidak berfungsi sama sekali. Kasus ini amat mengerikan, berada di pusat kota, tapi tidak diketahui aparat, " tegas Jumadi.

Dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan dinas sosial berjanji akan memulihkan fisik dan psikis enam perempuan calon TKI yang disekap di sebuah rumah di Kampung Cikiray Kaler, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat. (YN/PS/BB/N-3)

Senin, 15 Desember 2014

IBU DAN ANAK KABUR USAI PRT LAPOR

Bekasi, Warta Kota
Penganiayaan terhadap Rohaeti (18), pembantu rumah tangga (PRT) keluarga Tan (53) di Perumahan Bumi Alam Indah Blok B/24, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi terungkap.

Keluarga korban curiga karena selama tiga bulan ini tidak bisa menghubungi telepon seluler Rohaeti yang sudah setahun bekerja di rumah itu.

"Bulan Oktober lalu, saya sempat ke rumah majikan adik saya. Waktu saya ke rumah majikannya lagi, Sabtu (6/12), baru ketahuan ponsel adik saya itu disita majikannya," kata Juanda (37), kakak kandung Rohaeti, Senin (8/12).

Juanda bersama istrinya, Eva, lalu menyemput Rohaeti di rumah majikannya, Sabtu (6/12). Juanda pun kaget melihat adik kandungnya mengalami luka memar di sekujur tubuhnya. 

Juanda kemudian membawa Rohaeti untuk dirawat di RS Masmitra Pondok Gede, Kota Bekasi hari itu juga. Lalu diperbolehkan pulang keesokan harinya.

"Habis dari rumah sakit, kami bawa ke Tangerang Selatan, agar adik saya bisa istirahat," katanya. Menurut Juanda, |"Rohaeti adalah anak bungsu dari enam bersaudara, dan merupakan satu-satuya anak perempuan. Kasubag Humas Polresta Bekasi, Ajun Komisaris Siswo mengatakan, korban sudah menjalani visum et repertum. Dari penampakan fisik, kata Siswo, korban menderita luka memar di bagian dada, lengan kiri dan kanan, serta punggungnya.

"Ada luka memar di beberapa bagian tubuh korban diduga menggunakan benda tumpul," kata Siswo. Kini aparat Polresta Bekasi Kota memburu majian Rohaeti, yakni Tan (53), dan anak perempuannya, Ind (28) yang disebutkan polisi sudah kabur. 

"Kami tetap akan mengejar keduanya di manapun mereka berada, meskipun keduanya belum bisa disebut tersangka, karena masih sebagai saksi", katanya.

Mulyana (27) kakak korban, melapor ke polisi. Menurut pengakuan keluarga korban kepada penyidik, majikan korban membuat peraturan apabila korban melakukan kesalahan maka gajinya dipotong sebesar Rp 50.000,-

"Sebulan terakhir ini korban sudah tidak digaji karena nilai terus membuat kesalahan. Jika sudah marah, majikannya menghajar korban menggunakan penggaris besi, sama gagang sapu. Korban mulai dianiaya sekitar dua bulan terakhir," kata Siswo. (chi).  

BERKAS PENGANIAYAAN PRT 10 BULAN NGENDAP DI POLISI

MEDAN (pos Kota) - Hingga saat ini kasus penganiayaan dan perdagangan pembantu rumah tangga (PRT) asal Kupang yang dilakukan Mohar dan Haryati Ongkoh, keturunan Tionghoa masih tertahan di penyidik Polresta Medan. 

Sementara pihak Kejaksaan Medan terus menagih berkas yang sudah 10 bulan mengendap itu. Jaksa Penuntut Umum Herman Rudiansyah, Jumat (5/12) mengatakan, pihaknya belum menerima kabar dan terus akan menagih berkas tersebut.

"Kami telah menyurat tim penyidik Satuan Reskrim Polresta Medan untuk mempertanyakan perkembangan penyidikan yang dilakukan. Namun, belum ada balasan surat dari mereka, katanya. 

Dia menambahkan, berkas perkara sudah dikembalikan sebelumnya (P-9). Harus dilengkapi, kendalanya dikarenakan korban jauh.

Herman mengatakan, kasus ini tidak akan berhenti atau Surat Pemberitahuan Pemberhentian Perkara (SP3).

Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi, kemarin (samosir/ds)

Selasa, 02 Desember 2014

TIDAK TAHAN DIANIAYA, PRT KABUR

KERAP dianiaya majikan, Apri Emilena, 20, pembantu rumah tangga asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, kabur dari rumah majikannya di Jalan Polonia, Kota Medan, kemarin. Selain  kejam sang majikan juga dituding tidak membayar gaji korban selama dua tahun,. Ucok, kepala lingkungan di wilayah itu, menemukan korban dan mengantarnya ke Kantor Polsek Medan Baru untuk melapor. "Sebelum melapor, korban diberi makan oleh warga karena ia mengaku sangat lapar."

A Sim, sang majikan, membantah sering menganiaya pembantunya itu. "Kalau saya pukul tidak mungkin dia bertahan bekerja selama dua tahun di rumah saya." (PS/N-3)

TEMPAT PENAMPUNGAN DIGEREBEK, PEMBANTU TEWAS JADI 2 ORANG

MEDAN (Pos Kota) - Korban tewas akibat penyiksaan dan penganiayaan yang dilakukan pasangan suami istyri Syamsul Anwar dan Randika terhadap pembantunya, bertambah menjadi 2 orang. 

Selain Cici, warga Jakarta yang jasadnya ditemukan di Tanah Karo, ternyata pembantu lainnya Yanti, juga tewas ditangan pasutri, anak, keponakan, dan dua pekerjanya.

Kasat Reskrim polresta Medan,. Kompol Wahyu Istanto Bram, Senin (1/12) mengatakan, berdasarkan hasil penyidikan, korban Yanti tewas dianiaya dan ditemukan di kawasan labuhan Deli beberapa waktu lalu.

Jasad Yanti sempat tidak dikenali, sampai akhirnya bisa dikenal berdasarkan keterangan korban yang selamat.

Dikatakan, korban Yanti dibunuh sekitar satu minggu setelah Cici ditemukan tewas di Barus Jahe, Tanah Karo pada awal November lalu. Saat ini mayat Yanti masih berada di RS Pirngadi untuk diotopsi.

IKUT MENGANIAYA
Setelah melakukan pengerebekan rumah penampungan pembantu CV Maju Jaya Bersama dengan pasutri Syamsul dan Randika, di Jalan Beo simpang Jalan Angkasa, Kamis (27/11) lalu, polisi melakukan pengembangan.

Hasilnya, sebuah rumah mewah di Jalan Tuamang, Kelurahan Siti Rejo, Medan, Senin (1/12), kembali digerebek aparat Polresta Medan. 

Polisi mengamankan pemilik rumah Haji Kaka yang merupakan kakak kandung tersangka Syamsul. Dugaan sementara Kaka juga melakukan penganiayaan terhadap pembantunya.

Polisi juga mengamankan seorang pembantu Dorce, 43, warga asal Nusa Tenggara Timur yang sudah terlihat lemah.

"Pembantu dan majikan dibawa polisi," kata Irwan, Kepala Lingkungan XII, Kelurahan Siti Rejo. Medan.

Diberitakan sebelumnya, penganiayaan terhadap pembantu itu terungkap setelah petugas menggerebek rumah Syamsul. Tiga pembantu Endang Murdaningsih, 55, asal Madura, Anis dan Rukmiani, 43, asal Demak diselamatkan. Sedanmgkan Cici, terungkap tewas dianiaya. (samosir/ds)

Jadi Saksi Kunci, Pembantu Jessica Masuk Perlindungan Saksi Polisi

PENYIDIK Polda Metro Jaya hingga kini masih mencari penyebab pasti mengapa Jessica Kemala Wongso membuang celana jinsnya, celana yang dip...