TANJUNG PRIOK (Pos Kota) - Penyiksaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) kembali terjadi. Kali ini menimpa tiga wanita yang bekerja di rumah pengusaha konveksi Sunter Agung, Tanjung Priok.
Mereka mengaku kerap dipukul majikan. Polisi yang mendapat laporan, langsung menggerebek rumah mewah tersebut, Kamis (18/12) malam.
Penggrebekan yang dilakukan aparat Polsek Tanjung Priok berawal dari laporan Yani,39,satu dari tiga PRT yang menjadi korban.
Perempuan asal Cianjur itu nekat kabur dari rumah tempatnya bekerja di Perumahan Agung Indah, Blok L, Sunter Agung, Tanjung Priok lantaran tak kuasa menahan derita, disiksa sang majikan.
"Yang memukul majikan perempuan, kata Yani yang mengalami lebam di matanya. Yani yang baru 12 hari kerja itu berhasil keluar dari rumah tersebut dengan cara melompat pagar samping rumah."Dari dalam rumah saya pecahin kaca jendela depan. karena semua pintu dikunci dari luar. Setiap hari kita memang disekap di dalam rumah, "katanya lagi.
Setelah melompat pagar, Yani kemudian mendatangi petugas keamanan perumahan yang bernama Udin. Selanjutynya oleh Udin, Yani diantar ke kantor polisi.
TAK DIGAJI
Aparat Polsek Tanjung Priok yang menerima laoran, malam itu juga langsung melakukan penggerebekan. Dari rumah itu, petugas kembali mengamankan dua PRT lain, Asih, 20, dan Resti, 19. Keduanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, luka lebam dan memar menghias di sekujur tubuhnya.
Kedua PRT yang juga berasal dari Cianjur itu mengaku kerap mendapat pukulan dari majikannya. "Dipukul kalau kerjaan mencuci atau menyeterika dianggap lama, papar Asih yang mengaku diamini gaji oleh majikan sebesar Rp1 juta."Tapi kita selama ini belum pernah menerima gaji," kata Asih yang sudah 3 bulan bekerja di rumah itu.
Dari penggerebekan iut, petugas mengamankan majuikan korban, pasangan PH, 40, dan SN, 50. Dari informasi yang dihimpun, di kediaman itu pemilik rumah kerap berganti PRT, diduga para pembantu yang bekerja tak kuat lantaran sering berganti PRT, "kata Udin. (ilham/yh/o)
Penggrebekan yang dilakukan aparat Polsek Tanjung Priok berawal dari laporan Yani,39,satu dari tiga PRT yang menjadi korban.
Perempuan asal Cianjur itu nekat kabur dari rumah tempatnya bekerja di Perumahan Agung Indah, Blok L, Sunter Agung, Tanjung Priok lantaran tak kuasa menahan derita, disiksa sang majikan.
"Yang memukul majikan perempuan, kata Yani yang mengalami lebam di matanya. Yani yang baru 12 hari kerja itu berhasil keluar dari rumah tersebut dengan cara melompat pagar samping rumah."Dari dalam rumah saya pecahin kaca jendela depan. karena semua pintu dikunci dari luar. Setiap hari kita memang disekap di dalam rumah, "katanya lagi.
Setelah melompat pagar, Yani kemudian mendatangi petugas keamanan perumahan yang bernama Udin. Selanjutynya oleh Udin, Yani diantar ke kantor polisi.
TAK DIGAJI
Aparat Polsek Tanjung Priok yang menerima laoran, malam itu juga langsung melakukan penggerebekan. Dari rumah itu, petugas kembali mengamankan dua PRT lain, Asih, 20, dan Resti, 19. Keduanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, luka lebam dan memar menghias di sekujur tubuhnya.
Kedua PRT yang juga berasal dari Cianjur itu mengaku kerap mendapat pukulan dari majikannya. "Dipukul kalau kerjaan mencuci atau menyeterika dianggap lama, papar Asih yang mengaku diamini gaji oleh majikan sebesar Rp1 juta."Tapi kita selama ini belum pernah menerima gaji," kata Asih yang sudah 3 bulan bekerja di rumah itu.
Dari penggerebekan iut, petugas mengamankan majuikan korban, pasangan PH, 40, dan SN, 50. Dari informasi yang dihimpun, di kediaman itu pemilik rumah kerap berganti PRT, diduga para pembantu yang bekerja tak kuat lantaran sering berganti PRT, "kata Udin. (ilham/yh/o)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar